Selasa, 05 Maret 2013

Pemerintah Harus Usut Penembakan TNI di Papua secara Tuntas

Senin, 04 Maret 2013 15:37

Jakarta, GATRAnews - Kasus penembakan delapan anggota TNI dan empat warga di Papua sampai saat ini belum menunjukan titik terang. Sepuluh hari berselang, pasca insiden berdarah tersebut, pemerintah maupun instansi terkait, khususnya pihak kepolisian, belum menemukan siapa yang bertanggung jawab.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus turun tangan mengatasi kasus ini. Bagi Neta, SBY harus mendorong elite-elite pemangku kepentingan seperti Polri segera meringkus para pelaku penembakan. "SBY jangan hanya terpaku pada kasus-kasus di Jakarta dan sibuk mengurusi internal partainya, Partai Demokrat, " ujar Neta melalui surat elektronik yang diterima Gatranews, Senin (4/3) siang.

Jika kasus ini tdk diungkapkan secara tuntas, tegasnya, kematian delapan anggota TNI menjadi kematian yang sia-sia dan akan menimbulkan ketakutan tersendiri bagi aparat keamanan yang akan ditugaskan ke Papua. "Dengan tidak terungkapnya kasus itu,  tentu akan membuat para pelaku merasa besar kepala dan bukan mustahil akan semakin membuat khawatir para aparat yang ditugaskan ke Papua," ujarnya.

Lebih jauh Neta menjelaskan, insiden penembakan tersebut merupakan sejarah terburuk dalam sistem keamanan di Indonesia khususnya yang ada di Papua. Pemerintahan SBY, sambungnya, seharusnya melakukan tindakan-tindakan pada elite keamanan yang bertanggung jawab.

"Padahal seharusnya Presiden segera mencopot Kapolda dan Pangdam Papua serta mengevaluasi posisi Kapolri dan Panglima TNI. Jika ini tdk dilakukan dipastikan Presiden SBY cuek bebek dengan apa yang terjadi di Papua, termasuk tewasnya 8 TNI dalam sehari," pungkas Neta. Sumber: www.gatra.com