Senin, 04 Maret 2013 15:37
Jakarta, GATRAnews - Kasus penembakan delapan
anggota TNI dan empat warga di Papua sampai saat ini belum menunjukan titik
terang. Sepuluh hari berselang, pasca insiden berdarah tersebut, pemerintah
maupun instansi terkait, khususnya pihak kepolisian, belum menemukan siapa yang
bertanggung jawab.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW),
Neta S Pane mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus turun
tangan mengatasi kasus ini. Bagi Neta, SBY harus mendorong elite-elite pemangku
kepentingan seperti Polri segera meringkus para pelaku penembakan. "SBY
jangan hanya terpaku pada kasus-kasus di Jakarta dan sibuk mengurusi internal
partainya, Partai Demokrat, " ujar Neta melalui surat elektronik yang
diterima Gatranews, Senin (4/3) siang.
Jika kasus ini tdk diungkapkan secara tuntas,
tegasnya, kematian delapan anggota TNI menjadi kematian yang sia-sia dan akan
menimbulkan ketakutan tersendiri bagi aparat keamanan yang akan ditugaskan ke
Papua. "Dengan tidak terungkapnya kasus itu, tentu akan membuat para pelaku merasa besar
kepala dan bukan mustahil akan semakin membuat khawatir para aparat yang
ditugaskan ke Papua," ujarnya.
Lebih jauh Neta menjelaskan, insiden
penembakan tersebut merupakan sejarah terburuk dalam sistem keamanan di
Indonesia khususnya yang ada di Papua. Pemerintahan SBY, sambungnya, seharusnya
melakukan tindakan-tindakan pada elite keamanan yang bertanggung jawab.
"Padahal seharusnya Presiden segera
mencopot Kapolda dan Pangdam Papua serta mengevaluasi posisi Kapolri dan
Panglima TNI. Jika ini tdk dilakukan dipastikan Presiden SBY cuek bebek dengan
apa yang terjadi di Papua, termasuk tewasnya 8 TNI dalam sehari," pungkas
Neta. Sumber: www.gatra.com