Sabtu, 23 Maret 2013 18:32 WIB |
4475 Views
Sukoharjo, Jawa Tengah (ANTARA
News) - "Kami membantah ada anggota Kopassus TNI AD terlibat penembakan di
LP Cebongan itu, semua anggota saat kejadian ada di markas komando di Kandang
Menjangan, dan tidak ada kegiatan di luar," kata Kepala Seksi Intel Grup 2
Kopassus TNI AD, Kapten Infantri Wahyu Yuniartoto, Sabtu. Bantahan tersebut
sekaligus sebagai jawaban atas isu beredar bahwa pelaku penyerbuan dan
penembakan di satu sel LP Cebongan itu anggota Grup 2 Kopassus AD bermarkas
komando di Kandang Menjangan.
Menurut dia, saat kejadian semua
anggota berada di dalam markas dan tidak ada satu yang mengajukan izin keluar
dinas, baik di lingkungan Sukoharjo maupun ke Sleman. Dalam tata kehidupan di
ksatrian (markas) militer Indonesia, tiap pergerakan anggota dan satuan harus
berdasarkan ijin atasan, secara lisan atau tertulis.
Kepastian semua anggota berada di
dalam markas, kata dia, dapat dibuktikan dengan ketiadaan jadual atau agenda
dinas Grup 2 Kopassus TNI AD di luar markas. Kopassus TNI AD memiliki lima grup
yang masing-masing dipimpin seorang kolonel; Grup 2 Kopassus TNI AD baru saja
berganti komandan.
Namun, jika ada anggota yang
keluar dari markas, dapat langsung diketahui karena wajib mengisi buku absen di
pintu gerbang utama di ksatrian satuan itu. Pula terdapat satu regu piket jaga
ksatrian yang dipimpin seorang perwira secara bergantian tiap 24 jam. "Semua
anggota selama di dalam markas melakukan tugas rutin yakni pengamanan
pangkalan. Artinya, semua sudah sesuai dengan standar prosedur operasional dari
Kopassus TNI AD," katanya.
Menurut dia, setiap anggotanya
yang keluar dari markas sudah pasti akan ketahuan karena mereka harus sesuai
prosedur. Pintu utama akses ke Kopassus cuma satu di depan, sehingga, "Isu
itu tidak benar, bahwa ada anggota yang terlibat penembakan," kata dia.
(*) Editor: Ade Marboen COPYRIGHT © 2013 Sumber:www.antaranews.com