Jakarta, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI
Pramono Edhie Wibowo, menegaskan, proses penerimaan prajurit TNI AD, tidak
dipungut biaya sama sekali atau gratis. Pramono menegaskan hal itu menindaklanjuti
dugaan masih adanya oknum-oknum yang menggunakan kesempatan penerimaan anggota
untuk kepentingan pribadi.
"Untuk menjadi tentara Angkatan Darat, apa pun
pangkatnya, baik itu Tamtama, Bintara, maupun Perwira, tidak dipungut
bayaran. Jika ada yang harus membayar, laporkan ke sini, nanti kita tangkap.
Apa pun pangkatnya akan saya hukum," tegas Jenderal TNI Pramono Edhie
Wibowo di Jakarta, akhir pekan kemarin.
Menjawab pertanyaan wartawan seputar tata cara dan
lokasi pelaporan oknum yang meminta bayaran pada Werving TNI AD, Pramono
mengatakan Asisten Personalia (Aspers) akan memberikan ruang secara terbuka di
seluruh Indonesia untuk menerima laporan tersebut. Namun, dia mengingatkan para
pelapor agar memberikan identitas yang jelas dari oknum dimaksud supaya bisa
dipertanggungjawabkan dan tidak menimbulkan fitnah.
Menurutnya, untuk tahun 2013, TNI AD akan membuka
penerimaan Taruna Akmil sebanyak 192 orang, terdiri dari 176 orang Taruna, dan
16 orang Taruni. Untuk Perwira Prajurit Karier (Pa PK) dengan kualifikasi
S1/D3 sebanyak 66 orang, baik pria maupun wanita dengan keahlian sesuai
kebutuhan. Sementara untuk Tamtama dan Bintara, akan menerima sekitar 10.000 prajurit baru. Jumlah tersebut sama besarnya
dengan jumlah prajurit berpangkat Tamtama dan Bintara yang akan pensiun setiap
tahunnya.
"Kami diwajibkan untuk mempertahankan jumlah,
tidak menambah jumlah personel. Tetapi alutsistanya dimodernkan,"
katanya.
Modernisasi alutsista, menurut Pramono,
membutuhkan putra-putri terbaik dari seluruh wilayah Indonesia untuk mengawakinya.
Oleh sebab itu, Pramono meminta dan memanggil para
pemuda-pemudi yang berjiwa nasionalis untuk membantu mempertahankan negara
ini, dengan cara bergabung dengan TNI AD.
Ditanya jumlah kuota dan penempatan Taruni,
Pramono menjelaskan, pelaksanaan penerimaan dan pendidikan Taruni tahun ini
akan diamati dan dievaluasi guna penyesuaian jumlah di masa mendatang.
Sementara untuk penempatan kecabangannya akan disesuaikan dengan keahlian
masing-masing Taruni.
Pramono sempat menyampaikan kepada seluruh awak
media yang hadir bahwa perkembangan negara saat ini sangat dipengaruhi oleh wartawan.
Banyak negara yang hancur akibat media yang tanpa batas. Untuk itu, Pramono
berpesan agar para wartawan, jangan sampai menulis sesuatu yang akhirnya bisa
menjadi kehancuran yang tidak disadari.
"Bersopan santunlah dalam memberitakan. Jangan
ada yang dipotong, diputarbalikkan apa yang menjadi keterangan saya, karena
bisa menjadi fitnah dan isu yang kurang tepat," kata Pramono. (Friederich Batari), Sumber Koran: Jurnal
Nasional (25 Maret 2013/Senin, Hal. 02)