Senin, 25 Maret 2013

KSAD: Masuk TNI AD Gratis



Jakarta,   Kepala Staf Angkatan Da­rat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, menegaskan, proses penerimaan prajurit TNI AD, tidak dipungut biaya sama sekali atau gratis. Pramono me­negaskan hal itu menindaklan­juti dugaan masih adanya ok­num-oknum yang menggunakan kesempatan penerimaan ang­gota untuk kepentingan pribadi.

"Untuk menjadi tentara Angkatan Darat, apa pun pang­katnya, baik itu Tamtama, Bin­tara, maupun Perwira, tidak di­pungut bayaran. Jika ada yang harus membayar, laporkan ke sini, nanti kita tangkap. Apa pun pangkatnya akan saya hukum," tegas Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Menjawab pertanyaan war­tawan seputar tata cara dan lo­kasi pelaporan oknum yang meminta bayaran pada Werving TNI AD, Pramono mengatakan Asisten Personalia (Aspers) akan memberikan ruang secara terbuka di seluruh Indonesia untuk menerima laporan tersebut. Namun, dia mengingatkan para pelapor agar memberikan identitas yang jelas dari oknum dimaksud supaya bisa dipertanggungjawabkan dan tidak menimbulkan fitnah.

Menurutnya, untuk tahun 2013, TNI AD akan membuka penerimaan Taruna Akmil seba­nyak 192 orang, terdiri dari 176 orang Taruna, dan 16 orang Taruni. Untuk Perwira Prajurit Ka­rier (Pa PK) dengan kualifikasi S1/D3 sebanyak 66 orang, baik pria maupun wanita dengan keahlian sesuai kebutuhan. Se­mentara untuk Tamtama dan Bintara, akan menerima sekitar 10.000 prajurit baru. Jumlah tersebut sama besarnya dengan jumlah prajurit berpangkat Tamtama dan Bintara yang akan pensiun setiap tahunnya. 

"Kami diwajibkan untuk mempertahankan jumlah, tidak menambah jumlah personel. Tetapi alutsistanya dimodern­kan," katanya.

Modernisasi alutsista, me­nurut Pramono, membutuhkan putra-putri terbaik dari seluruh wilayah Indonesia untuk meng­awakinya.

Oleh sebab itu, Pramono me­minta dan memanggil para pemuda-pemudi yang berjiwa nasionalis untuk membantu mem­pertahankan negara ini, dengan cara bergabung dengan TNI AD.

Ditanya jumlah kuota dan pe­nempatan Taruni, Pramono men­jelaskan, pelaksanaan penerima­an dan pendidikan Taruni tahun ini akan diamati dan dievaluasi guna penyesuaian jumlah di ma­sa mendatang. Sementara untuk penempatan kecabangannya akan disesuaikan dengan keahli­an masing-masing Taruni.

Pramono sempat menyam­paikan kepada seluruh awak media yang hadir bahwa perkembangan negara saat ini sa­ngat dipengaruhi oleh warta­wan. Banyak negara yang hancur akibat media yang tanpa batas. Untuk itu, Pramono berpesan agar para wartawan, jangan sampai menulis sesuatu yang akhirnya bisa menjadi kehancuran yang tidak disadari.

"Bersopan santunlah dalam memberitakan. Jangan ada yang dipotong, diputarbalikkan apa yang menjadi keterangan saya, karena bisa menjadi fitnah dan isu yang kurang tepat," kata Pramono. (Friederich Batari), Sumber Koran: Jurnal Nasional (25 Maret 2013/Senin, Hal. 02)