Selasa, 26 Maret 2013

Oknum TNI dan Guru Ngaji Produksi dan Edarkan Uang Palsu



Senin, 25/03/2013 17:39 WIB

Surabaya - Sindikat produsen dan pengedar uang palsu (upal) digulung. Salah satu anggotanya adalah oknum TNI AD yang berdinas di Kodam III/Siliwangi. Sementara satu pelaku lain adalah guru ngaji.

Oknum TNI itu adalah Peltu Sugito dan guru ngaji bernama Sumali (40), warga Desa Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk. "Yang pertama tertangkap adalah Sumali," kata Kompol Suparti kepada wartawan, Senin (25/3/2013).

Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya ini mengatakan, Sumali diamankan di tempat parkir lantai 3 City of Tomorrow (Cito). Saat itu Sumali dipancing petugas yang ingin bertransaksi. "Dari Sumali, kami mengamankan upal sebanyak Rp 44.300.000 dalam pecahan Rp 100 ribu," kata Suparti.

Dari mulut Sumali, petugas mendapat nama Sugito yang dikatakan sebagai pembuat upal. Petugas yang bergerak ke alamat Sugito segera menangkapnya. Dari rumah Sugito petugas menemukan upal senilai Rp 20 juta pecahan Rp 100 ribu yang belum dipotong.

"Kami juga menyita peralatan pembuat upal seperti kertas HVS dan printer," lanjut Suparti. Karena Sugito adalah anggota TNI, maka polisi menyerahkan ke Kodam V/Brawijaya yang akan mengurus penyerahan ke Kodam III/Siliwangi. "Pelaku mengaku baru sekali ini memproduksi dan mengedarkan upal," tukas Suparti.

Dari pengamatan detiksurabaya.com, upal yang diproduksi Sugito berkualitas sangat buruk. Upal tersebut hanya diprinter saja tanpa diberi perlakuan lain. Selain tidak ada benang pengaman, uang itu juga tidak dilengkapi watermark. Secara kasat mata, orang langsung tahu jika itu upal, hanya dengan melihat warnanya yang amburadul dan bentuknya yang kurang rapi. "Upal itu dijual dengan perbandingan 1:4," terang Suparti.

Dikatakan Suparti, Sugito merupakan anggota yang sudah desersi selama 7 bulan. Selain bertetangga, Sugito merupakan murid ngaji Sumali saat SMP. Suparti mengatakan, berdasarkan pengakuan Sugito, Sumali menyuruh Sugito membuat upal. "Sugito mengatakan jika yang membelikan printer untuk membuat upal adalah Sumali," jelas Suparti.

Kepada Sugito, Sumali mengatakan jika uang itu akan dibawa ke orang pintar untuk dijadikan uang asli. Alasan Sugito oleh polisi terlalu dibuat-buat. Padahal uang itu diedarkan oleh Sumali di luar daerah. Karena hasil cetakannya jelek, uang itu diedarkan malam hari agar tidak kentara. Sumber : www.detik.com