Senin, 25 Maret 2013

Ray Rangkuti: Tidak Relevan TNI-Polri Amankan Pemilu dan Pemilukada

Minggu, 24 Maret 2013 21:11 WIB

JAKARTA, Jaringnews.com - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti mengatakan, Polri dan TNI tidak lazim untuk terlibat dalam pengamanan Pemilu dan Pemilukada. "Polisi atau TNI seharusnya tidak ada di sekitar TPS, akan tetapi kedua institusi tersebut melakukan pengamanan pada alat-alat vital negara," ujar dia dalam diskusi bertajuk 'Membongkar Korupsi di Balik Pilkada Morowali' di Galeri Kafe Cikini, Jakarta, Minggu (24/3).

Ray mengatakan, tidak ada kaitannya pengamanan Pemilu atau Pilkada melibatkan TNI dan Polri. Di Pemilukada setiap daerah, kerap kali institusi TNI/Polri mendapat biaya pengamanan dari biaya APBD. "Tidak boleh dana pengamanan untuk Polri dan TNI diambil dari APBD, karena biaya tersebut sudah termuat dalam APBN. Tapi selalu dalih dasarnya tidak cukup dana APBN," ungkap Ray.

Ray mencontohkan Pemilukada Sumatera Utara dimana Pangdam Bukit Barisan Sumatera Utara dan Kapolda ikut keliling meninjau setiap TPS. "Apa dasarnya TNI/Polri melakukan peninjauan seperti itu, dan tidak relevan dalam tugas. Dan fungsinya," katanya. Ditambahkan olehnya, polisi juga dalam setiap Pemilu atau Pemilukada tidak boleh ada di dekat bilik suara.

Sementara itu, mantan Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Tengah Yahdi Basma mengatakan, Pemilihan Suara Ulang (PSU) terhadap Pemilukada Kabupaten Morowali terindikasi adanya penyimpangan dana pemilu. Karena dana pemilu sebesar Rp 22 miliar tidak ada dalam APBD 2013. "Ini adalah bentuk pelanggaran, bila dilakukan PSU, karena tidak ada dana yang dianggarkan dalam APBD," ungkap Yahdi. Menurut Yahdi, penyimpangan dana PSU kini sudah dilaporkan oleh pegiat anti korupsi Morowali ke Kejaksaan Tinggi Sulteng. (Ral / Nky) Sumber: jaringnews.com