Malang, PT Sari Bahari (SB) Malang akan memproduksi kepala
roket jenis Smoke Warhead (SWH) untuk menjawab kebutuhan alat utama sistem
persenjataan (alusista) TNI. Selain itu, 260 unit produk garapan asli Kera
Ngalam irii bakal diekspor ke Cile akhir Maret mendatang, setelah mengalahkan
produk serupa buatan Amerika Serikat dan Rusia.
SWH produksi PT SB memiliki keunggulan, yakni mengeluarkan
asap selama 2 menit setelah kepala roket berdiameter 70 mm, panjang 280 mm,
dan berat 3 kg itu menyentuh tanah atau target. Hal itu memberi informasi
kepada pilot tentang akurasi posisi jatuhnya roket.
"Dua menit itu waktu yang cukup bagi pilot untuk
memutar haluan pesawat dan kembali melihat letak roket jatuh," kata
pemilik PT SB, Ricky Bahari, di bengkelnya di Jl Muharto 125 Kota Malang,
akhir pekan lalu.
Keunggulan seperti membuat SWH cocok dipasang pada
roket pesawat Super Tucano. Saat ini bahan kandungan lokal untuk produk
tersebut baru mencapai 40 persen. Namun, Ricky mengklaim semua desain dan
pembuatannya dilakukan oleh orang Indonesia. Bahkan seluruh karyawannya
direkrut dari warga sekitar Jl Muharto.
PT SB merupakan rekanan PT Pindad Turen sejak 2000 dan
sekarang telah mengantungi sertifikat dari Dislitbang TNI AU, Kementerian
Pertahanan, dan Kementerian Perindustrian untuk seluruh kepala roket maupun chasing.
Hasil produknya pun kini diakui dunia internasional.
Selain SWH, PTSB juga memproduksi beberapa selongsong bom jenis areal bombing, bom
yang dijatuhkan dari udara. Ada juga P-100 (practice) untuk latihan dengan bobot 100
kg, bom P-100 (live) untuk amunisi
perang, bom P-25 (practice), folding fin for motor rocket ffar 70 ml. Dengan
kemampuan 150 pieces per hari, PT SB sudah memproduksi sekitar 4.000 unit
P-100 (practice) untuk TNI. PT SB juga memproduksi sejumlah suku cadang
peralatan dan persenjataan militer.
Khusus bom live atau perang, semuanya dilengkapi
dengan amunisi di dalam roket. Chosing bom berbentuk tumpul di bagian hulu
ledak itu memiliki radius ledakan hingga 300 meter jika telah diisi bahan
peledak. Pengisian peledak dikerjakan PT Dahana, salah satu BUMN yang bergerak
di bidang material energi tinggi.
Puniomo Yusgiantoro menargetkan dapat mempercepat
realisasi program modernisasi alutsista TNI hingga kekuatan pokok minimun.
Target awal program tersebut terealisasi pada 2024, namun diharapkan dapat
dipercepat menjadi 2019. Salah satu langkah yang dilakukan adalah mempercepat
penamanan 10 unit pesawat angkut Hercules tipe C-130 A untuk TNI AU. Empat unit di antaranya hibah dari Australia sementara enam sisanya adalah
unit yang dibeli dalam kondisi bani. (Eka Susanti), Sumber Koran: Sinar Harapan (25 Maret 2013/Senin, Hal.
05)