Partai Demokrat mulai ikut memanaskan
bursa capres. Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Johnny Allen Marbun,
dorong Jenderal Edhie Wibowo untuk nyapres, "Dia (Jenderal Edhie Wibowo)
salah satu tokoh yang punya peluang dicapreskan. Track recordnya juga mumpuni.
Beliau bisa dipromosikan dan diterima semua golongan," kata Johny Allen
kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Meski di berbagai survei, Jenderal
Edhie Wibowo belum menonjol, tapi Waketum Partai Demokrat ini yakin jagoannya
tetap punya peluang besar duduk di kursi RI-1. Apalagi hingga hari ini, belum
ada capres yang punya elektabilitas kuat di atas 50 persen. "Semuanya
masih di bawah 50 persen. Satu-satunya yang punya elektabilitas di atas 50
persen ya masih SBY. Cuma kan sesuai konstitusional, tidak bisa lagi. Seandainya
tiga periode pasti terpilih lagi," tambah dia.
Soal penerimaan figur Jenderal
Edhie Wibowo di internal Demokrat, Jhonny Allen menjamin akan berjalan mulus.
Sebab, menurut Jhonny Allen, adik kandung Ibu Negara Ani Yudhoyono itu di mata
kader Demokrat merupakan figur yang tidak asing. Jenderal Edhie Wibowo adalah
simpatisan Demokrat. Karena dia masih dinas di ketentaraan maka statusnya
sebagai simpatisan. "Boleh dong kita menempatkan beliau sebagai
simpatisan," imbuh Jhonny Allen.
Wasekjen Partai Demokrat, Ramadhan
Pohan, juga menjagokan Jenderal Edhie Wibowo. Menurut Ramahdan, putra pentolan
RPKAD Sarwo Edhie Wibowo itu figur potensial untuk dicapreskan. "Jujur,
Pramono Edhie lebih marketable dari Prabowo," kata Ramadhan.
Kenapa lebih menjual ketimbang
Prabowo? Dijelaskan Ramadhan, paling tidak Jenderal Edhie Wibowo belum pernah
ada rekor kalah di pilpres. "Sementara Prabowo sudah pernah kalah di
2009," katanya.
Ramadhan mengibaratkan figur
Jenderal Edhie Wibowo bak mutiara. "Dia berkilau ditaruh di mana pun Jadi
menteri oke, ketum oke, capres juga oke," landasnya.
Lantas siapkah Jenderal Edhie
Wibowo nyapres? Saat ditemui di Mabes TNI Angkatan Darat di Jalan Veteran
kemarin, Jenderal Edhie Wibowo menyatakan belum siap duduk di kursi RI 1.
"Kalau ditanya siap?
Dikiranya mudah apa mimpin negara. Saya belum siap," kata bekas Panglima
Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) yang akan masuki masa
pensiun pada 5 Mei 2013 mendatang ini.
Menurut dia, semua orang memiliki
hak mencalonkan diri, namun semuanya kembali kepada pemilih.
"Jadi kalau ditanya apakah
saya siap, ya tanya saja yang milih. Ada enggak yang milih? karena kalau bilang
siap tapi enggak ada yang milih, nanti bagaimana? Lalu nanti mau pakai kereta
yang mana? Kalau tidak ada, keretanya bagaimana itu," tambahnya.
Dia menilai media berperan besar
untuk menghadirkan figur yang memiliki kriteria pantas untuk dicapreskan.
Sehingga, kata jenderal Edhie Wibowo, masyarakat tidak salah memilih.
Pastinya, dijelaskan Jenderal Edhie Wibowo, setelah pensiun nanti dia akan
fokus memberikan perhatian berlebih kepada keluarganya dulu, sembari menjadwalkan
liburan panjang. (kal/faq), Sumber
Koran: Rakyat Merdeka (22 Maret 2013/Jumat, Hal. 12)