Senin, 25/03/2013 11:38 WIB
Jakarta - Anggota Komisi I DPR
Nurul Arifin mendukung langkah investigasi gabungan TNI dan Polri guna
mengungkap kelompok bersenjata yang menyerang Lapas Cebongan, Sleman.
Investigasi harus dilakukan karena penyerang yang mengincar 4 tahanan diduga
orang terlatih.
"Kalau untuk investigasi,
saya kira perlu, karena (penyerangan) tersistematis dan cara-caranya sangat
profesional, dan dengan kepemilikan senjata," ujar Nurul di Gedung DPR,
Senayan, Jakarta, Senin (25/3/2013).
Sebelum hasil investigasi keluar,
pelaku penyerangan Lapas yang berujung pada penembakan 4 tahanan, tidak bisa
disangkakan kepada institusi tertentu. "Kita tidak dapat menjustifikasi di
Sleman dilakukan oknum militer, itu baru asumsi," tuturnya.
Penyerangan Lapas Sleman terjadi
Sabtu (23/3) sekitar pukul 00.30 WIB. Penyerang mengancam juga menganiaya sipir
saat memaksa masuk dan meminta ditunjukan sel 4 tahanan, tersangka pengeroyokan
Sertu Santoso. Tak cuma itu, kelompok penyerang juga menunjukkan granat saat
memaksa petugas jaga membuka pintu lapas.
Komisi untuk Orang Hilang dan
Korban Kekerasan (KontraS) menemukan fakta yang menguatkan kelompok penyerang
terorganisir dan terlatih. Koordinator KontraS, Haris Azhar menyebut waktu
penyerangan hingga eksekusi 4 tahanan hanya berlangsung sekitar 15 menit.
"Ada salah satu penyerang yang bertugas sebagai time keeper," tutur
Haris mengungkap keterangan saksi yang melihat kejadian.
KontraS berkesimpulan pelaku
penyerangan sangat terlatih dan memahami peta lokasi target penyerangan.
"Penyerangan sangat terencana, misalnya dengan menyiapkan 'surat Polda'
dan pembagian tugas serta kontrol waktu dalam penyerangan, sebut Haris. (fdn/ndr) Sumber : www.detik.com