Selasa, 26 Maret 2013

Investigasi Gabungan TNI & Polri Harus Ungkap Penyerang LP Sleman



Senin, 25/03/2013 11:38 WIB

Jakarta - Anggota Komisi I DPR Nurul Arifin mendukung langkah investigasi gabungan TNI dan Polri guna mengungkap kelompok bersenjata yang menyerang Lapas Cebongan, Sleman. Investigasi harus dilakukan karena penyerang yang mengincar 4 tahanan diduga orang terlatih.

"Kalau untuk investigasi, saya kira perlu, karena (penyerangan) tersistematis dan cara-caranya sangat profesional, dan dengan kepemilikan senjata," ujar Nurul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (25/3/2013).

Sebelum hasil investigasi keluar, pelaku penyerangan Lapas yang berujung pada penembakan 4 tahanan, tidak bisa disangkakan kepada institusi tertentu. "Kita tidak dapat menjustifikasi di Sleman dilakukan oknum militer, itu baru asumsi," tuturnya.

Penyerangan Lapas Sleman terjadi Sabtu (23/3) sekitar pukul 00.30 WIB. Penyerang mengancam juga menganiaya sipir saat memaksa masuk dan meminta ditunjukan sel 4 tahanan, tersangka pengeroyokan Sertu Santoso. Tak cuma itu, kelompok penyerang juga menunjukkan granat saat memaksa petugas jaga membuka pintu lapas.

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) menemukan fakta yang menguatkan kelompok penyerang terorganisir dan terlatih. Koordinator KontraS, Haris Azhar menyebut waktu penyerangan hingga eksekusi 4 tahanan hanya berlangsung sekitar 15 menit. "Ada salah satu penyerang yang bertugas sebagai time keeper," tutur Haris mengungkap keterangan saksi yang melihat kejadian.

KontraS berkesimpulan pelaku penyerangan sangat terlatih dan memahami peta lokasi target penyerangan. "Penyerangan sangat terencana, misalnya dengan menyiapkan 'surat Polda' dan pembagian tugas serta kontrol waktu dalam penyerangan, sebut Haris. (fdn/ndr) Sumber : www.detik.com