Senin, 25 Maret 2013, 22:38 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --
Kota Yogyakarta disinyalir telah dikuasai oleh para preman. Ini terlihat dari
tindak kekerasan yang terjadi hampir setiap hari. "Pertumbuhan Yogya
sangat cepat menjadi metropolitan," ujar Komandan Kodim 0734 Yogyakarta,
Letkol (Arh) Ananta Wira, Senin (25/3).
Wira mencontohkan, beberapa
tempat di Kota Yogyakarta ini kelompok preman jelas terlihat. Tempat itu
merupakan tempat layanan umum seperti pasar, terminal dan kampung. Wira
memberikan dua contoh nyata munculnya kelompok preman yaitu di Pasar
Beringharjo di Pasar Kembang Yogyakarta.
"Tempat hiburan malam juga
tidak luput dari kelompok preman. Jangan sampai aksi-aksi premanisme dan
anarkisme yang belakangan terjadi, menimbulkan korban-korban berikutnya,"
tambahnya.
Menurut dia, untuk memberantas
para preman dan tindak anarkis di Yogyakarta dibutuhkan kerja sama semua pihak.
Baik Pemkot Yogyakarta, aparat dan masyarakat. "Semua orang yang tinggal
di Yogya harus mematuhi budaya, adat istiadat, aturan dan hukum yang berlaku.
Jika di tempat umum dilarang membawa senjata tajam. Jika naik sepeda motor
harus memakai helm. Itu wajib dipatuhi," ungkap dia.
Ia menambahkan, pemberantasan
premanisme sebenarnya tugas aparat kepolisian. Meski begitu, pemberantasan
premanisme tersebut akan berhasil jika didukung oleh seluruh lapisan
masyarakat. "Kami berharap teman-teman dari kepolisian bisa lebih aktif
lagi menciptakan rasa aman kepada seluruh warga," tambahnya.
Ketua Komisi A DPRD Kota
Yogyakarta Cang Wendryanto mengatakan, perlu adanya peningkatan penjagaan untuk
mengantisipasi keresahan yang muncul di tengah masyarakat. Misalnya, melakukan
upaya sweeping senjata tajam dan miras. Pasalnya, semua bentuk premanisme dan
anarkisme seringkali bersumber dari konsumsi minuman keras.