Selasa, 26 Maret 2013 | 14:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono
membantu Kepolisian RI mengungkap kasus serangan ke Lembaga Pemasyarakatan
Cebongan, Sleman. Melalui Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik,
Daniel Sparringa, SBY menyuruh jajaran TNI membantu pengungkapan identitas
pelaku penyerbuan.
"Presiden telah
memerintahkan Kapolri untuk melakukan semua tindakan yang mungkin guna
mengungkap pelaku," kata Daniel melalui pesan pendek, Selasa, 26 Maret
2013. "Dan memastikan semua yang terlibat diadili di depan hukum."
Sekitar 17 orang bersenjata
menyerbu LP Cebongan pada Sabtu, 23 Maret 2013. Setelah mendesak dan memukul
delapan dari 10 sipir LP Cebongan, mereka memberondong peluru ke arah empat
tahanan. Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, Yohanes Juan Manbait, Gameliel Yermianto
Rohi Riwu alias Adi, dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi sontak tewas di
tempat. Sedangkan sebanyak 31 peluru ditemukan bersarang pada tubuh mereka.
Para korban diduga pelaku
penganiayaan anggota Komando Pasukan Khusus, Sersan Satu Santoso, di Hugo's
Cafe, Sleman, Selasa, 19 Maret 2013. Santoso tewas akibat tusukan pisau salah
satu korban tembakan LP Sleman. Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti
menduga penyerangan ke LP Sleman dilakukan orang-orang yang sudah terlatih.
Bahkan, dia yakin, militer-lah pelakunya. Namun, Kepala Dinas Penerangan TNI
AD, Brigadir Jenderal Rukman, membantahnya. "Belum bisa diidentifikasi
kalau para penyerang itu anggota Kopassus,” kata Rukman.
Di tempat berbeda, Kepala Polri
Jenderal Timur Pradopo mengatakan, anggotanya masih melakukan olah tempat
kejadian perkara. Ia pun menolak menjawab dugaan keterlibatan militer dalam
serbuan itu. "Beri kami kesempatan olah TKP, nanti hasilnya disampikan ke
publik," ujar Timur.Sumber:www.tempo.com