Kamis, 28 Maret 2013

BERITA TANGGAL 28 MARET 2013

  1. Kopassus Terbuka Investigasi
  2. Kontingen Garuda Promosi Kebudayaan Indonesia di Lebanon
  3. Foto:Dua Tank Amfibi sedang Latihan Mendarat menjelang Latgab TNI di Pantai Banongan, Asem bagus, Situbondo, Jatim
  4. Polisi : Penembakan Dilakukan Di Depan Napi Cebongan
  5. Empat Perwira TNI/Polri Dianugerahi Medali Timor Leste
  6. Solidaritas Anggota Kopassus TNI AD Memang Tinggi
  7. Kompolnas Pertanyakan Polri Terkait Tragedi Lapas Sleman
  8. Polda DIY: Penyerang LP Sleman Pakai Jeans & Sepatu Kets
  9. Perintah Penyerang LP Sleman ke Napi: 'Ya, Sekarang Tepuk Tangan Semua'
  10. Komnas HAM Batal ke Markas Kopassus karena Tak Dapat Izin
  11. Pengibaran Bendera GAM Marak Usai Penetapan Qanun Bendera & Lambang Aceh
  12. POM TNI AD Gerebek Gudang Penimbunan BBM di Pekanbaru
  13. DPRA: Qanun Bendera dan Lambang Aceh Kerangka Pelaksanaan MoU Helsinki
  14. Penyerangan LP Sleman, 'Hidup Kopassus'
  15. Dishub DKI Jakarta Dinilai Adu Domba TNI-Polisi Soal Razia
  16. TNI Disegani Militer Internasional
  17. SBY Minta TNI-Polri Kompak Usut Kasus LP Sleman
  18. TNI Benarkan Pesan Amunisi ke Pindad
  19. Tutup Program Karya Bhakti TNI, Walikota Solo Tantang Anak-anakNyanyikan Indonesia Raya
  20. TNI Dan Polisi Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Pengusaha Surabaya
  21. Polres-Kodim, Gelar Silaturahmi

Kopassus Terbuka Investigasi

Yogyakarta,     Rencana Komisi Nasional Hak Asasi Manusia meminta keterangan kepada Grup 2 Komando Pasukan Khusus, Kandang Menjangan, Surakarta, Jawa Tengah, batal karena belum mengantongi izin dari Markas Besar TNI. Namun,. Kopassus terbuka terhadap investigasi dari aparat penegak hukum, termasuk Komnas HAM.

Ketua Komnas HAM Siti Noor Laila mengatakan, menu­rut rencana, Rabu (27/3), Komnas HAM akan berangkat  ke Surakarta untuk me­minta keterangan terkait kasus penyer­buan LP Cebongan, Sleman, kepada jajaran Grup 2 Kopassus, Kandang Men­jangan. Namun sehari sebelum­nya, melalui telepon, Komandan Grup 2 Kopassus Kandang Men­jangan Letnan Kolonel (Inf) Maruli Simanjuntak  mengatakan belum ada izin dari Mabes TNI.

"Mereka (Kopassus) memiliki birokrasi sendiri dan mereka mengatakan belum ada izin dari Mabes TNI. Kami tidak akan meminta izin, tetapi kami akan datang ke Mabes TNI dan meminta Mabes mengundang Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan," ujar Siti, Rabu di Yogyakarta.

Asisten Intelijen Kopassus Letkol (Ini) Richard Tampubolon saal dikonfirmasi menga­takan, Kopassus terbuka terhadap investigasi dari aparat pe­negak hukum. termasuk Komnas HAM. Ia mengatakan,   sesuai aturan, ada prosedur yang harus dilakukan Komnas HAM. "Jadi seperti biasa, izinnya disampai­kan ke Mabes TNI, lalu Mabes TNI AD, kami tinggal mengikuti," ujar Richard. Ia mengatakan, se­cara internal saat ini Kopassus tengah melakukan investigasi.

Komnas HAM sebenarnya telah mengirim surat kepada Komandan Grup 2 Kopassus de­ngan tembusan kepada Koman­dan Jenderal Kopassus, Kepala Staf Angkatan Darat, dan Men­teri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Namun, pihak Grup 2 Kopassus belum bersedia dimintai keterangan ka­rena menunggu izin tertulis dari Mabes TNI. Untuk itu, pekan ini Komnas HAM segera melayang­kan surat ke Mabes TNI untuk mengundang Komandan Grup 2 Kopassus ke Mabes TNI.

Menurut Siti, semua pihak yang terkait dengan kasus pe­nyerangan LP Cebongan akan dimintai keterangan, termasuk Grup 2 Kopassus. "Kami ingin mendengar langsung dan me­minta konfirmasi tentang ber­bagai hal, salah satunya kebe­naran apakah Sertu Santoso be­nar-benar anggota kesatuan Ko­passus atau tidak," ujarnya.

Sebelumnya, Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal Hardiono Saroso membantah korban pembunuhan di Hugo's Cafe, Sertu Santoso, adalah ang­gota Grup 2 Kopassus. Santoso mantan anggota Grup 2 yang telah pindah ke Detasemen Intel Kodam IV/Diponegoro. Karena itu, Komnas HAM akan meng­klarifikasi hal tersebut.

Kemarin, Komnas HAM juga berkoordinasi dengan Kapolda DI Yogyakarta Brigadir Jenderal (Pol) Sabar Rahardjo untuk memberikan jaminan keamanan kepada mahasiswa Nusa Tengga­ra Timur di Yogyakarta. Komnas HAM juga menyerahkan satu proyektil yang ditemukan lagi di LP Cebongan saat sel A5 di Blok Anggrek (tempat penembakan) dibersihkan. Jadi, total ada 32 proyektil dan selongsong peluru.

Menurut Sabar, Polda DI Yog­yakarta telah meminta keterangan 46 saksi. Mereka adalah sipir, tahanan satu sel bersama empat korban penembakan, dan masyarakat sekitar. "Pokoknya secepatnya, enggak usah lama-la­ma, enggak usah ditutup-tutupi. Begitu jelas, maka langsung di­ungkap," kata Sabar.

Sabar membenarkan, berda­sarkan kesaksian para saksi, 31 tahanan disuruh bertepuk tangan oleh gerombolan penembak pasca penembakan. Di bawah to­dongan senjata, para tahanan ter­paksa bertepuk tangan.

Kepala Keamanan LP Margo Utomo yang turut ditodong senjata oleh para pelaku juga membenarkan. Saat pelaku me­nembaki empat tahanan, 31 ta­hanan lain terdiam dan tak bisa berbuat apa-apa.

Karena itu, untuk mengung­kap pelakunya, polisi perlu mem­buat sketsa wajah salah satu pe­laku dan menyebarkannya ke publik. Menurut Ketua Presidi­um Indonesia Police Watch Neta S Pane, sketsa wajah itu bisa dibuat berdasarkan keterangan saksi, khususnya petugas LP yang melihat wajah pelaku yang me­nunjukkan "surat dari polda" saat akan masuk ke pintu LP.

Kepala Biro Penerangan Ma­syarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar menga­takan, polisi tentu akan meman­faatkan semua keterangan para saksi dan temuan fakta di tempat kejadian untuk bahan penyelidikan lanjutan. Kualitas ke­terangan saksi dapat saja menjadi bahan bagi aparat kepolisian un­tuk membuat sketsa wajah dari salah satu pelaku.

Koalisi tokoh dan masyarakat sipil pun mengkhawatirkan rak­yat yang merasa terancam. Pa­dahal, Indonesia adalah negara hukum. "Penyerangan dan pem­bunuhan di LP Sleman tanda kehidupan negara hukum terancam," kata Poengky Indarti da­ri Imparsial yang membacakan pernyataan tersebut, Rabu.

Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra menilai, kasus itu sangat serius karena merupakan serang­an terencana terhadap institusi negara.

Sosiolog UI Tamrin Amal Tomagola mengatakan, rakyat ke­cewa karena pasca peristiwa, re­aksi pejabat sipil dan militer be­lum apa-apa sudah membantah. Tuntutan saat ini adalah Pre­siden agar membentuk tim in­vestigasi yang independen.

Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto meminta para pe­mimpin yang anak buahnya ber­senjata untuk introspeksi. "Bu­tuh kejujuran pemimpin untuk melakukan penyelidikan internal untuk kemudian disampaikan kepada aparat yang berwenang," kata Wiranto. (ABK/FER/EDN/IAM/ODY/EGI/LOK), Sumber Koran: Kompas (28 Maret 2013/Kamis, Hal. 01)

Kontingen Garuda Promosi Kebudayaan Indonesia di Lebanon

Jika di dalam negeri Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang jadi sorotan publik berkaitan dengan beberapa kasus yang terjadi di dalam negeri, tentara TNI yang sedang bertugas di Lebanon justru mendapat sambutan yang menyenangkan dari masyarakat setempat.

Para tentara yang tergabung dalam Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-G/UN1FIL atau Indonesian Battalyon (Indobatt) itu menghibur masya­rakat, dengan tarian dan musik kebudayaan Indonesia, seperti Tari Pendet, Reog, dan Angklung. Mereka me­mukau ratusan penonton yang hadir pada acara Country Presentation di Lebanon Selatan, Senin (25/3) malam.

Pergelaran seni dan kebudayaan dari masing-masing Kontingen yang berada di bawah Sektor Timur, sudah menjadi acara rutin yang digelar oleh UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) setiap tahun.

Pada acara Country Presentation, menurut siaran pers yang dikirim Pusat Penerangan TNI, acara pentas kebudayaan Indonesia ini dihadiri masyarakat sipil setempat serta para pejabat tinggi militer Sektor Timur, antara lain Komandan Sektor Timur Brigjen Teodoros Alonso dan Wakil Komandan Sektor Timur Kolonel Inf Rizerius, mereka membaur berdiri bersama penonton lain hingga acara selesai.

Satgas Indobatt menyajikan Tari Pendet asal Bali yang dibawakan oleh Sertu Dessi sebagai pengiring kedatangan Komandan Sektor Timur Brigjen Teodoros Alonso beserta para pejabat teras lainnya menuju tempat duduk. Acara dibuka oleh Wakil Komandan Sektor Timur Kolonel Inf Rizerius yang mewakili dari Indonesia.

Dilanjutkan dengan pemaparan tentang Indonesia dan kekayaan budayanya yang disampaikan oleh Lettu Inf Dian Desstyawan, yang sehari-hari menjabat sebagai Perwira LO (Liaison Officer) di Sektor Timur. Dalam paparannya antara lain dijelaskan tentang letak geografis Indonesia, dasar negara, dan lagu kebangsaan, serta kekayaan budaya Indonesia, baik itu kesenian tari, batik Indonesia, songket, alat musik tradisional, serta kekayaan alam dan pariwisata.

Tidak lupa pula dijelaskan secara singkat tentang sejarah terbentuknya TNI hingga saat ini, pengenalan produksi alutsista yang di produksi oleh putra-putri Indonesia sekaligus juga dimanfaatkan sebagai ajang promosi oleh Kontingen Garuda.

Pada puncak acara, secara berturut-turut prajurit TNI yang tergabung dalam Satsas Indobatt menghibur para pengunjung yang hadir dengan menampilkan sajian Tari Wira Pertiwi yang dimainkan oleh Serka Basriani, dilanjutkan dengan Tari Reog dan diakhiri oleh Permainan alat music Angklung. (*/AV), Sumber Koran: Berita Kota (28 Maret 2013/Kamis, Hal. 12)

Foto: Dua Tank Amfibi sedang Latihan Mendarat menjelang Latgab TNI di Pantai Banongan, Asem bagus, Situbondo, Jatim


Polisi: Penembakan Dilakukan Di Depan Napi Cebongan

Rabu, 27 Maret 2013 18:04 WIB | 1741 Views

Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian menyatakan penembakan empat tersangka kasus pembunuhan anggota TNI AD dari Kesatuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kandang Menjangan dilakukan di depan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Cebongan, Sleman. "Saat ini kondisi tahanan dan petugas Lapas masih dalam keadaan shock," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Yogyakarta, Ajun Komisaris Besar Anny Pudjiastuti.

Usai Rapat Kerja Teknis Humas di Jakarta, Rabu, dia menyatakan saat ini Kepolisian Daerah Yogyakarta masih memeriksa 45 saksi kejadian yang terdiri atas 13 petugas Lembaga Pemasyarakatan dan narapidana.

Ia menjelaskan, menurut keterangan para saksi para pelaku yang berjumlah 17 orang bertanya kepada 35 narapidana tentang tahanan bernama Deki yang jadi tersangka kasus pembunuhan anggota Kopassus Kandang Menjangan. "Menurut keterangan saksi, mereka disuruh kumpul oleh penyerang tersebut dan menanyakan dimana Deki. Selanjutnya, ada yang menjawab bahwa Deki tidak ada, kemudian diantara pelaku mengatakan kalau tidak beritahu semua akan ditembak," kata Anny.

Pada Sabtu (23/3), sekelompok orang bersenjata menyerang Lembaga Pemasyarakatan Cebongan. Empat tersangka kasus pembunuhan anggota TNI AD dari Kesatuan Kopassus Kandang Menjangan tewas dalam kejadian itu. Keempat tersangka yang tewas dalam insiden itu terdiri atas Angel Sahetapi alias Deki (31), Adrianus Candra Galaga alias Dedi (33), Gameliel Yermiayanto Rohi alias Adi (29) dan Yohanes Yuan (38). Editor: Maryati COPYRIGHT © 2013.Sumber:www.antaranews.com