Kamis, 07 Maret 2013, 13:09 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)
Jenderal Pramono Edhie bergerak cepat menyelesaikan kasus pembakaran Markas
Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan. Setelah menerjunkan tim untuk
melakukan investigasi yang dipimpin wakil Asisten Pengamanan KSAD, pihaknya
juga sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian.
Pramono juga menginstruksikan kepada Pangdam Sriwijaya
Mayjen Nugroho Widyotomo untuk melokalisasi kasus itu agar tidak berkembang. Pramono
berjanji, meski jumlah prajurit yang terlibat penyerangan belum diketahui,
semua yang terlibat bakal dikenai sanksi.
Pihaknya tidak mau menduga-duga mengapa penyerangan yang
dilakukan satuan Artileri Medan (Armed) terjadi secara terkoordinasi. Hanya
saja, pesan dia, setiap komandan harusnya bisa dekat dengan anak buahnya agar
bisa mengontrol perilaku pergerakan anggota TNI AD.
“Kalau jelas ditemukan pelanggaran, dihukum. Sanksinya
bergantung kesalahannya,” kata Pramono di Mabes TNI AD, Kamis (7/3). Mantan
panglima Kostrad itu menjelaskan, penyerangan itu tidak bakal terjadi tanpa ada
yang memulainya. Ia menduga, pembakaran kantor polisi merupakan rangkaian dari
kasus tertembaknya seorang prajurit hingga tewas.
Kasus penembakan terjadi setelah Pratu Her melakukan
pelanggaran lalu lintas dan diadang polisi. Ketika pelanggaran itu diproses,
korban kabur dan dikejar sampai keluar tembakan yang menghilangkan nyawa sang
prajurit.
Pramono pun heran mengapa tiba-tiba sekarang tentara
menyerang kantor polisi. Padahal, polisi pelaku penembakan sudah
diproses.“Seperti menyerang begitu, kesannya kami mendatangi. Terus terang,
pasti ada rangkaian sebab sebelumnya,” kata Pramono. Reporter : Erik Purnama
Putra Redaktur : A.Syalaby Ichsan Sumber: www.detiknews.com