Kamis, 07/03/2013 12:28 WIB
Triono Wahyu Sudibyo – detikNews
Jakarta - Polisi dan TNI menyebut pemicu pembakaran Polres
Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan adalah masalah pribadi anggota.
Pelanggaran lalu lintas, perkelahian, dan hinaan sebagai latar belakangnya.
Berikut cerita lengkapnya. Akhir Januari 2013 lalu, hubungan polisi dan TNI di OKU
tegang. Semua berawal dari kontak 'sekejap' Brigadir Wijaya dan Pratu Heru
Oktavianus di Simpang Empat Sukajadi, Baturaja Timur, Minggu (27/1/2013) dini
hari. Wijaya adalah anggota Polantas Polres OKU, sedangkan Heru berasal dari Batalyon
76/15 Armed Tarik Martapura.
Ada informasi, Heru melanggar lalu lintas. Saat akan
dihentikan, Heru tancap gas. Wijaya dan beberapa teman mengejar. Aksi
kejar-kejaran itu berujung penembakan terhadap Heru. Informasi lain menyebutkan
Heru dan beberapa temannya melintas di lokasi sambil meneriakkan kata-kata
ejekan. Wijaya dan teman-temannya tersingung. Heru dan Wijaya terlibat
perkelahian tak jauh dari pos polisi. Wijaya melepaskan tembakan dan mengenai
leher dan punggung Heru. Heru meninggal saat dibawa ke RS Antonio Baturaja.
Kepolisian dan TNI sama-sama siaga pasca kejadian itu.
Mereka berusaha mengantisipasi aksi balas dendam. Kedua pimpinan bertemu dan
sepakat berdamai. Kapolda Sumsel diwakili Kapolres OKU AKBP Azis Saputra,
sedangkan Pangdam II/Sriwijaya diwakili Dandim 0403/OKU Letkol Inf Imanulhak
dan Danyon Armed 15/76 Tarik Syailendra Martapura, Mayor Arm Ifien Anindra.
Kapolres menyatakan permintaan maafnya. "Semoga insiden
ini tidak terulang lagi," kata Azis saat jumpa pers di ruang Kapolres OKU,
Baturaja, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel, Senin (28/1/2013) lalu. Saat
menyatakan permohanan maaf, Kapolres meneteskan air mata. Pimpinan polisi dan
TNI saling berangkulan.
Sementara Dandim OKU menegaskan akan ikut membantu proses
hukum yang sedang berjalan. "Sepakat polisi dan Armed tidak ada
dendam," tandas Dandim. Kasus penembakan itu ditangani Propam Polda
Sumsel. Wijaya sudah diperiksa dan dijadikan tersangka.
Di lain pihak, ternyata perdamaian itu tidak menyurutkan
'emosi' sekelompok anggota TNI. Kamis (7/3/2013) pagi, mereka mendatangi
Mapolres OKU dan menanyakan perkembangan pengusutan kasus penembakan. Diduga
karena kecewa, mereka merusak dan membakar Polres sekitar pukul 07.30 WIB. "Mereka menanyakan perkembangan kasus pelanggaran lalin,
lalu merusak dan membakar Polres. Jumlah mereka 90-an," kata Kabid Humas
Polda Sumsel AKBP R Djarod Padakova ketika dikonfirmasi detikcom. KSAD Jenderal
Pramono Edhi Wibowo mengaku terkejut atas insiden itu. Dia memerintahkan
pembentukan tim investigasi untuk mengusut kasus tersebut. Sumber: www.detiknews.com