Tribunnews.com - Jumat, 8 Maret 2013 03:45 WIB
TRIBUNNEWS.COM, BATURAJA - Pasca-luluh lantaknya Mapolres
OKU, aktivitas pelayanan kepada masyarakat dipindahkan sementara ke Mapolsek
Baturaja Timur. Itu dikatakan Wakapolda Sumsel Brigjen M Zulkarnein, dalam jumpa
pers dengan wartawan di rumah Dinas Bupati OKU, Kamis (7/3/2013).
Wakapolda mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan berapa
lama harus berkantor di Mapolsek Baturaja Timur. Sementara, Pangdam II/SWJ
Mayjen TNI Nugroho Widyotomo menuturkan, pihaknya akan mengajak prajurit
memberi dukungan kepada Polri, termasuk siap mengerahkan prajurit untuk
beres-beres, pasca-pembakaran yang meluluhlantakan bangunan Mapolres OKU.
Pangdam menjelaskan, masalah ini buntut dari peristiwa 40
hari lalu, yakni keributan antara oknum anggota Yon Armed dan Polri, yang
berakhir dengan tewasnya Pratu Heru Oktavianus, yang ditembak Brigadir Bintara
Wijaya.
Menurut Pangdam, sebenarnya dari satuan Yon Armed sudah
melarang anggota mendatangi Mapolres. “Hari ini kegiatan olahraga, semestinya
semua anggota pakaian olahraga, tapi anggota malah berseragam,” ungkap Pangdam.
Ia menambahkan, saat Dan Yon Armed Mayor ARM Efien Anindra
sedang berpakaian setelah olahraga, ternyata 95 anggota Yon Armed sudah keluar
dari kesatrian menuju Mapolres OKU. Setelah Dan Yon Armed selesai ganti baju,
ia segera menyusul anggotanya untuk menghalang-halangi. Namun, sudah terjadi
chaos.
Pangdam memaparkan, sebenarnya rencana awal hanya ingin
menanyakan sejauh mana proses penanganan terhadap Brigadir Bintara Wijaya,
namun ternyata di lapangan menjadi lain. “Ini pasti provokator, tidak mungkin
seluruh anggota kompak tanpa ada yang memprovokasi,” tegas Pangdam.
Menurut Pangdam, sebenarnya pimpinan sudah menjelaskan ada
tahapan dalam proses penegakan hukum, dan butuh waktu. Namun, tepat 40 hari
meninggalnya Pratu Heru Oktaviaus, anggota sudah bergerak ke Mapolres OKU. Pangdam
mengakui sulit memberikan pemahaman kepada level bawah, namun pihaknya berjanji
terus melakukan pembinaan. Sumber: www.tribunews.com