Minggu, 10/11/2013 23:37 WIB, Jakarta - Terkait peristiwa jatuhnya Helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat yang menewaskan 13 anggota TNI dan warga sipil di Malinau, Kalimantan Utara, Sabtu pagi (9/11), anggota Komisi I DPR RI, Marsekal Madya (purn) Basri Sidehabi menyarankan agar prajurit-prajurit TNI senantiasa berbenah diri dan mengedepankan azas Zero Accident ketika menerbangkan pesawat atau helikopter.
"Saran saya atas musibah ini kita melakukan evaluasi-evaluasi, kita harus canangkan Zero Accident, perbaikan fasilitas-fasilitas Pangkalan Udara dan infrastruktur penerbangan kita, peristiwa ini tidak boleh terulang," ujar politisi Golkar yang merupakan Pilot Indonesia pertama yang menerbangkan Jet Tempur F16 dari Amerika Serikat tahun 1989 silam ini saat ditemui detikcom di Warkop Dg Anas, Makassar, Minggu (10/11/2013).
Menurut Basri yang memegang rekor jam terbang pesawat tempur sebanyak 5000 jam ini, dalam dunia penerbangan, umumnya kecelakaan pesawat didominasi faktor human error dengan angka 80 persen, sisanya 10-15 persen karena faktor teknis dan 5 persen faktor cuaca dan faktor lainnya.
Basri juga mengkritik beberapa kelalaian yang sengaja diabaikan oleh otoritas terkait, semisal macetnya Air Traffic Control (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, hanya gara-gara listrik padam.
"Sungguh memalukan dan sangat fatal akibatnya, bagaimana mungkin sebuah bandara berkelas international ATC nya tidak berfungsi gara-gara listrik padam, hal inilah yang perlu diperbaiki, termasuk kualitas-kualitas pilot kita," tambah Basri.
Ketika ditanyakan soal peran dan fungsi anggota TNI untuk membangun pos-pos di wilayah perbatasan, mantan Irjen TNI ini memaklumi hal tersebut karena tidak ada pihak yang berani mengambil proyek tersebut dengan dalih sulitnya akses transportasi membawa material bahan bangunan.
"TNI memang diberi kewenangan membangun infrastruktur di wilayah perbatasan dengan anggaran sekitar Rp 400 Milyar, sebelumnya sudah dilepas ke market, tapi tidak ada yang mau ngambil," pungkas politisi asal tanah Bugis ini.
Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews