Posted:
20/11/2013 17:05
Liputan6.com,
Jakarta : Presiden SBY telah mengeluarkan sikapnya atas penyadapan yang
dilakukan Australia terhadap dirinya dan sejumlah pejabat RI pada 2009 lalu.
Sementara itu, Badan Intelijen Strategis TNI (BAIS) menyatakan, akan memperkuat
pertahanan untuk ke depannya.
Namun Panglima
TNI Jenderal Moeldoko membantah, jika penyadapan yang dilakukan Australia
merupakan bentuk kecolongan pihaknya. Bersama jajarannya dia telah menggandeng
para intelijen di tubuh TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
untuk mengantisipasi terulangnya penyadapan dari pihak asing.
"Kita tidak
kecolongan, penyadapan ini berkaitan dengan teknologi. Jerman pun yang sudah
maju teknologinya juga kecolongan," kata Moeldoko di Markas Komando (Mako)
BAIS, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (20/11/2013).
"Tadi saya
sudah kumpulkan para intelijen dari berbagai angkatan TNI dan atase-atase
pertahanan. Saya juga menyelenggarakan rapat intelejen diseluruh jajaran, harus
diperkuat akselerasinya dan kapasitasnya, agar bisa mengikuti perkembangan dari
waktu ke waktu" jelas Moeldoko.
Moeldoko
menuturkan, TNI juga akan bekerjasama dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg)
untuk menguatkan enkripsi negara agar tidak bisa terbaca oleh pihak asing.
"Kita harus
memperkuat diri sebagai pertahanan dengan enkripsi dan dibuat oleh orang
sendiri yakni Lemsaneg. Jangan dari asing, nanti tetap bisa disadap,"
pungkas Moeldoko. (Ndy/Mut)