Jumat, 22 November 2013

Pengamat: Bentrok TNI-Polri Sengaja Dipelihara

Kamis, 21 November 2013 08:35 wib

JAKARTA - Bentrokan antara anggota TNI dan Polri terjadi di Karawang, Jawa Barat. Perseteruan keduanya seakan dipelihara dan dibiarkan terjadi terus-menerus.

Pengamat militer dari President University, Anak Agung Banyu Perwita, mengatakan, ada unsur kesengajaan dari pemerintah untuk membiarkan terjadinya bentrok antara TNI-Polri.

"Tampaknya, pemerintah enggan dan membiarkan hal ini terjadi terus," ungkap Agung saat berbincang dengan Okezone, Rabu (20/11/2013) malam.

Dia juga menyatakan, bentrokan yang kerap terjadi antara keduanya dianggap sebagai sebuah kegagalan dalam melakukan reformasi birokrasi di TNI dan Polri. Selain itu, ada beberapa faktor yang membuat salah satu di antaranya memiliki rasa saling iri.

"Reformasi intitusi di TNI dan Polri belum tuntas. Selain itu, bagaimanapun juga TNI akan selalu iri karena Polri belum ada di bawah kementerian dan mereka memiliki anggaran yang lebih besar daripada angkatan," tegasnya.

Menurutnya, jika bentrokan TNI-Polri tidak dihentikan, maka wibawa keamanan Indonesia di mata dunia akan rusak. "Ini bisa jadi cerimin buruk baik dari dalam dan internasional. Sekarang, kita lihat apakah pernah terjadi bentrokan semacam ini di negara demokratis seperti Amerika Serikat (AS)? Tentu tidak," paparnya.

Apalagi jelang pemilihan umum (pemilu), kalau TNI dan Polri terus ribut lanjutnya, maka kemungkinan akan terjadi pemihakan-pemihakan dalam proses penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut.

"Ada kemungkinan terjadi pemihakan terhadap parpol tertentu. Padahal, seharusnya meraka netral," kata dia.

Agung menambahkan, untuk menyelesaikan konflik di antara keduanya perlu segera didorong pengesahan Rancangan Undang-undang Keamanan Nasional (RUU Kamnas). Kemudian, me-review kembali UU TNI dan Polri. "Selama tidak di-review hal-hal ini akan muncul," pungkasnya. (put)