ANGGOTA Komisi I
DPR Hayono Isman mengatakan intelijen Indonesia perlu mengambil hikmah dari
kasus penyadapan yang dilakukan oleh Australia dan Amerika Serikat terhadap
para pejabat RI. Ke depan, intelijen kita harus diperkuat agar bisa memberikan
kontribusi konkret terhadap pertahanan negara. "Intelijen Indonesia perlu
belajar dan mengambil hikmah dari kejadian penyadapan ini dan meningkatkan
kinerja serta kemampuan untuk mencegah hal seperti ini terulang kembali,"
kata Hayono di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, kemarin.
Menurut dia, ke
depan Komisi I akan lebih memperhatikan masalah penganggaran untuk Badan
Intelijen Negara (BIN) guna meningkatkan kualitas kerja mereka. "Kami akan
mendukung sepenuhnya anggaran apa pun yang dibutuhkan untuk memastikan intelijen
kita mampu meningkatkan kinerja sehingga mereka mampu mengatasi kejadian
penyadapan seperti ini.Sebab, dengan intelijen kuat, pertahanan negara akan
kuat," ujarnya.
Sementara itu,
Aliansi Nasionalis Indonesia (Anindo) mengutuk intelijen Australia yang
menyadap pejabat tinggi Indonesia, termasuk Presiden SBY dan Ibu Negara Ani
Yudhoyono.Anindo meminta agar Dubes Australia di Indonesia dipulangkan ke
negerinya."Pemerintah SBY kali ini memang harus tegas terhadap Australia,
usir dubesnya dan Staf kedubes negara itu yang terlibat dalam penyadapan,"
tegas Ketua Umum Anindo Edwin Henawan Soekawati.
Anindo, kata
Edwin.tidak bisa menoleransi aksi penyadapan itu. Selain melanggar hukum dan
etika hubungan internasional, penyadapan merupakan tindakan subversif.
''Kami melihat
penyadapan itu sebagai aksi subversif," tegasnya seraya meminta Australia
meminta maaf kepada pemerintah dan rakyat Indonesia.Tidak hanya itu,
pemerintah RI juga harus mengajukan protes ke PBB.(AI/Ant/P-3), Sumber Koran:
Media Indonesia (20 November 2013/Rabu, Hal. 07)