Kamis, 21 November 2013 13:42
wib
ANEH memang negeri ini. Selain
diisi oleh banyak politikus yang doyan mengembat uang rakyat, ternyata aparat
keamanan yang seharusnya memberikan rasa aman bagi rakyat justru lebih sering
bergelut sendiri. TNI dan Polri kian menambah runyam persoalan negeri.
Bentrokan yang terjadi di
Karawang menjadi kejadian yang kesekiankalinya selama lembaga kemanan dan pertahanan
negara itu pecah dari nama ABRI. Memang semenjak dipisah, perselisihan paham
antara anggota TNI dan Polri kerap terjadi. Mulai dari persoalan kekerasan
fisik hingga persoalan sepele rebutan kekasih.
Penyerangan kantor polisi dan
peristiwa di Karawang kemarin seharusnya bisa diminimalisir jika masing-masing
pihak paham tugas pokoknya. Masak, hanya karena saling pandang-pandangan,
membuat anggota TNI dan Polri terlibat baku hantam. Apalagi saat ini menjelang
Pemilu 2014. Seharusnya TNI dan Polri sama-sama fokus menjaga pesta demokrasi
lima tahunan tersebut.
Bisa jadi, perselisihan di antara
mereka membuat pihak-pihak tertentu memanfaatkan celah ketidakharmonisan
tersebut untuk kepentingan politik jangka pendek. TNI dan Polri yang sama-sama
memiliki kekuatan secara militer bisa dijadikan alat untuk kepentingan
tersebut.
Karena itu kedua angkatan baik
TNI dan Polri sebaiknya kembali akur karena kekuatan kedua angkatan ini jauh
lebih hebat dan bermanfaat bila digunakan untuk kepentingan negara secara luas.
Cara-cara keakraban yang coba ditunjukan oleh elite kedua angkatan patut
diacungi jempol.
Teruskan upaya rekonsiliasi
karena selama ada TNI dan Polri diyakini tidak ada yang berani macam-macam
dengan negara ini. TNI-Polri stop ego kesatuan.
(ahm)