Kupang, Komandan Komando Resor Militer (Korem)
161/Wirayudha Kupang Kolonel Infantri Achmad Yuliarto mengatakan prajurit yang
bertugas di perbatasan Indonesia-Timor Leste dan pulau terdepan membutuhkan
air bersih agar tugas pengamanan tetap berjalan baik.
"Kami sudah mengusulkan mesin pengubah air
laut menjadi air tawar untuk prajurit di perbatasan namun belum terealisasi,"
kata Achmad Yuliarto di Kupang, NTT, Jumat lalu.
Dia mengatakan saat ini ada 700 orang prajurit tempur
dan 300 prajurit teritorial.Namun meskipun dilanda keterbatasan, para
prajurit tetap dalam kondisi siap siaga menangkal gangguan kedaulatan.
"Pengadaan mesin itu masih dalam proses namun
kesiapan anggota tetap 24 jam di daerah perbatasan dan pulau-pulau terdepan
tidak pernah kendur," tegasnya.
Achmad mengatakan sudah berbicara dengan para pimpinan
untuk pengadaan tersebut dan segera direalisasikan.
Menurut dia, untuk sementara saat ini ditambah dan
diperbaiki pengangkut air bersih ke wilayah perbatasan dan pulau terluar.
"Pulau Batek berbatasan dengan Timor Leste dan
Pulau Danau Rote berbatasan dengan Australia.Masing-masing dijaga 26 orang,
koordinasi dengan Marinir," ujarnya.
Dia berharap pemerintah dapat memahami kebutuhan
para prajurit yang bertugas di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terdepan
terutama ketersediaan air bersih.
Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Pulau
Terdepan Letnan Kolonel Infrantri Teddy Arifiyanto mengatakan hal yang sama
bahwa prajurit membutuhkan mesin perubah air laut menjadi air tawar.
"Khususnya di Pulau Batek, prajurit harus nyebrang
mengambil air tawar menggunakan derijen dengan jarak satu jam dan waktunya
lebih lama jika menggunakan kapal nelayan," kata Teddy.
Selain itu, menurut dia, prajurit di pulau
terdepan masih membutuhkan perahu karet untuk menunjang tugas pengamanan.Perahu
karet itu sudah diajukan namun belum terealisasikan.
Namun Teddy mengatakan selama ini tidak ada kasus
menonjol di wilayah Pulau Danau Rote dan Pulau Batek.(ant/zis), Sumber Koran: Pelita (26 November 2013/Selasa, Hal. 15)