Selasa
, 26 November 2013 - 22:49:18 WIB
"Untuk
sementara waktu pengamanannya dilakukan oleh TNI sambil menunggu situasi
masyarakat tenang. Sejauh ini kondisi keamanan dalam masyarakat Kecamatan
Binduriang sudah berangsur normal kendati ada beberapa kasus pencurian dengan kekerasan
(curas) berupa perampokan kendaraan bermotor yang dilakukan penjahat yang
mengambil kesempatan saat adanya pemblokiran jalan," kata Komandan Kodim
0406 Rejanglebong, Letkol Kav Sugi Mulyanto, yang ditemui di lokasi kejadian,
Selasa (26/11).
Dia
mengatakan, aparat TNI yang diturunkan di Kecamatan Bindurian terdiri atas
personel Kodim 0409 Rejanglebong ditambah anggota TNI dari Batalyon Infantri
(Yonif) 144 Curup dengan jumlah mencapai 1 SSK (satuan setingkat kompi). Mereka
berjaga-jaga di lokasi kejadian seperti jembatan Simpang Beliti, Pos Pol Taba
Padang, Kecamatan Binduriang, yang dibakar warga.
Kemudian,
kantor Polsek Sindang Kelingi dan Polsek Padang Ulaktanding serta sejumlah
titik rawan kejahatan di Desa Simpang Beliti, Kepala Curup maupun di Desa
Cahaya Negeri. Selain itu, aparat TNI juga masih melakukan patroli di sepanjang
jalan penghubung ke dua provinsi dengan menggunakan kendaraan dinas dan
kendaraan pribadi.
Menurut
Sugi, pihaknya telah berupaya memediasi kelompok warga Desa Simpang Beliti yang
memblokir jalan lantaran tewasnya dua warga setempat di dalam tahanan Polresta
Bengkulu.
Dia
mengimbau kalangan masyarakat setempat untuk tidak mudah terpancing isu-isu
yang dihembuskan pihak-pihak tertentu dan melakukan perbuatan melawan hukum
karena dapat merugikan orang banyak.
Sementara
itu, Kapolres Rejanglebong, AKBP Edi Suroso, mengatakan, aksi pemblokiran oleh
ratusan warga Kecamatan Binduriang, membuat jalan penghubung Provinsi Bengkulu
ke Sumatera Selatan dan sebaliknya sempat lumpuh total lebih dari lima jam.
Pemblokiran ini dilakukan di enam titik dengan membakar ban bekas dan mengelas
besi jembatan dua jalur di Desa Simpang Beliti.
Selain
itu, massa juga membakar pos polisi Tabapadang, Kecamatan Binduriang. Lalu,
merusak satu unit mobil pribadi milik warga yang melintas saat terjadi aksi
pemblokiran jalan.
Kantor
berita Antara melaporkan, aksi pemblokiran jalan tersebut yang berlangsung
sejak pagi sekitar pukul 08.00 WIB baru bisa dibuka petugas sekitar pukul 13.30
WIB. Namun, kendaraan yang melintas masih sedikit. Pengendara merasa khawatir
kondisi di lokasi kejadian menjadi rawan tindak kejahatan karena dimanfaatkan
penjahat untuk merampok dan memeras. Terlebih tidak ada aparat keamanan. [ant]