Rabu, 27 November 2013

Komisi III Apresiasi Langkah Kapolri Polwan Berjilbab, TNI Wanita Diharapkan Menyusul

Selasa, 26 November 2013 | 10:13

Kapolri Jenderal Sutarman memberi lampu hijau dengan mengizinkan Polwan mengenakan jilbab saat bertugas. Langkah tersebut diapresiasi komisi III DPR dan siap didukung dari segi anggaran."Patut diapresiasi dan dalam peraturan Kapolri perlu diatur," kata anggota komisi III Dimyati Natakusumah dalam pesan singkat kepada, Senin (25/11/2013).Menurut Dimyati, ketentuan tentang Polwan yang diizinkan mengenakan Jibab patut diatur agar menjadi acuan buat polisi.

"Dibuat peraturan tata cara berpakaian polisi yang memakai jilbab dan tidak sehingga buat wanita ada dia uniform," ujar politisi PPP itu.Tak hanya sampai disitu, Dimyati juga menyatakan komisi III DPR siap mendukung dari segi anggaran terkait penerapan ketentuan tersebut."(Anggaran) harus didukung, Kapolrinya muslim yang baik," ucap mantan bupati Pandeglang itu.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Sutarman tak mempersoalkan polisi wanita atau Polwan memakai jilbab. Menurut dia memakai jilbab merupakan hak asasi.
"Tidak ada masalah. Kan waktu itu saya bilang ini kan hak asasi seseorang," jelas Sutarman saat bertemu dengan pimpinan media dan PWI di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Selasa (19/11/2013).

TNI Diharap Menyusul
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyambut baik keputusan Polri yang memperbolehkan polisi wanita (polwan) berjilbab. Ketua MUI Amidan menilai kebijakan itu sejak lama ditunggu-tunggu polwan."Kalau saya melihat itu positif, karena itu ditunggu oleh semua polwan yang ingin berjilbab," kata Amidan .

Dia mengatakan, berjilbab adalah bagian dari pelaksanaan ajaran agama. Berjilbab juga bagian dari hak asasi manusia (HAM)."Yang menunggu ini yang ingin berjilbab. Karena itu ibadah, maka itu terkait HAM," terangnya.Menurutnya, keputusan Kapolri Jenderal Sutarman sudah tepat. Soal aturan polwan berjilbab, kata dia, bisa tertulis atau tidak. "Ada atau tidak (aturan) itu positif," ungkapnya.

Jika kini polwan sudah diperbolehkan berjilbab, MUI juga ingin institusi lainnya ikut menerapkan aturan tersebut, misalnya di TNI. "Tapi itu bergantung desakan dari anggota TNI. Kalau MUI maunya itu semua berjilbab karena itu kewajiban agama," paparnya.
Dia juga menceritakan, MUI pernah mendesak Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM agar memperbolehkan foto di paspor menggunakan jilbab. Desakan itu akhirnya dikabulkan. (int)