Kamis, 21 November 2013

Bentrok oknum TNI dan Polri dipicu cemburu gara-gara isteri dipelototi



Rabu, 20 Nopember 2013 22:53 WIB


LENSAINDONESIA.COM: Terjadinya bentrokan antara TNI dan Polri di Karawang, Jawa Barat semakin memperpanjang daftar buruk institusi kedua lembaga ini. Tak pelak, kejadian ini sontak mendapat sorotan tajam politisi Senayan. Bahkan, anggota Komisi III DPR Sarifudin Sudding menilai kejadian ini cerminan ketidakharmonisan hubungan personel dua lembaga itu.

“Ini cermin ketidakharmonisan kedua institusi tersebut. Masyarakat sudah capek mendengar kedua institusi itu terus menerus bentrok di lapangan. Pokoknya, iIni tidak boleh terjadi lagi,” ujar Sarifuddin Sudding, yang komisinya membidangan hukum dan keamanan ini kepada LICOM, Rabu (20/11/2013).

Menurut Suding, Kapolri dan Panglima TNI sebagai pucuk pimpinan kedua institusi harus mengagendakan pertemuan bersama untuk membahas penyelesaian menyeluruh terhadap perbedaan-perbedaan prinsip, agar anggota mereka di lapangan tidak lagi berselisih paham.

“Problemnya adalah kesenjangan ekonomi, kewenangan, atau rebutan lahan. Seharusnya pucuk pimpinan kedua institusi, baik TNI maupun Polri bisa duduk bersama untuk membahas problem-problem tersebut. Bukan sekadar pertemuan Pangdam dengan Kapolda setempat,” imbuh politisi Hanura ini.

Lebih jauh, Sudding juga menyampaikan faktor kurang tegas pimpinan kedua institusi dalam memberikan hukuman kepada masing-masing anggota yang terlibat bentrok, membuat kejadian-kejadian tersebut kembali terulang.

“Yang terjadi selama ini, jika kedua institusi itu bentrok, masing-masing pimpinan berusaha saling melindungi anak buahnya. Sehingga, akhirnya tidak membuat mereka jera untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut. Seharusnya ada hukuman yang tegas, agar bisa menjadi peringatan pada anggota lain,” jelas Politisi asal Sulawesi ini.

Lebih jauh, Suding menilai untuk menyudahi polemik lembaga ini, seharusnya Presiden SBY sebagai kepala pemerintahan, bisa mengambil inisiatif untuk mempertemukan pimpinan masing-masing institusi.

“SBY sebagai kepala pemerintahan seharusnya punya inisiatif untuk mempertemukan mereka, serta membahas langkah-langkah konkrit dan menyeluruh, agar bentrokan tidak terulang lagi di masa-masa mendatang,” papar Sudding.

Seperti diketahui, Peristiwa bentrokan antara aparat TNI 305 Teluk Jambe dengan aparat kepolisian di Karawang, Jawa Barat (Jabar), dipicu persoalan sepele.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, Selasa (19/11/2013), insiden itu berawal dari keributan saat seorang anggota TNI dari Batalion 305 berpakaian preman terlibat perseteruan dengan seorang anggota Brimob Den B Cikole.

Saat itu, anggota TNI tersebut sedang mengantar istrinya kerja, namun sang polisi ternyata disebutkan memandangi terus istri anggota TNI, hingga akhirnya kesalahpahaman-pun pecah. Keduanya bersitegang dan nyaris adu jotos. @firdausi