Rabu, 12 Juni 2013 17:54 WIB
TRIBUNNEWS.COM - Panglima ATM (Angkatan
Tentera Malaysia) Jeneral Tan Sri Dato Sri Zulkifeli Bin Mohd Zin didampingi
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. menutup Latihan Gabungan
Bersama (Latgabma) Malaysia-Indonesia (Malindo) Darat-Samudera-Angkasa
(Darsasa)-8AB/2013, di Lapangan Benteng, Medan, Rabu (12/6/2013).
Seperti tertulis dalam rilis yang diterima
redaksi Tribunnews.com, Panglima ATM Jeneral Tan Sri Dato Sri Zulkifeli Bin
Mohd Zin menyampaikan rasa senang dan bahagia karena kegiatan Latgabma Malindo
Darsasa-8AB/2013 dapat berjalan dengan aman sesuai rencana. “Kekompakan dan
keserasian bisa digambarkan pada latihan gabungan antara Tentara Nasional
Indonesia (TNI) dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM), ini gambaran yang nyata
untuk dipertahankan”, ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, Malaysia dan Indonesia memiliki kesamaan kepentingan di
kawasan untuk menjaga kawasan dari ancaman teroris dan sangat penting untuk
berlatih bersama, sehingga kawasan dari kedua negara bisa menjaganya dengan
bekerjasama, ini yang diharapkan oleh Malaysia dan Indonesia.
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana TNI Agus
Suhartono S.E. mengatakan kepada wartawan bahwa Latgabma Malindo
Darsasa-8AB/2013 yang telah dilaksanakan mengandung arti penting bagi kedua
negara dalam menjaga stabilitas keamanan di wilayah perbatasan kedua negara,
sekaligus memiliki nilai berdampak strategis pada keamanan regional terutama di
Asia Tenggara yang sekaligus kedua negara perlu memiliki persamaan pola dalam
menanggulangi ancaman bersama di kedua negara.
Panglima TNI juga mengatakan, Latgabma Malindo
menguji pada protap nomor 16 tentang bagaimana cara pengambilan keputusan dalam
melaksanakan operasi
bersama menghadapi ancaman dari teroris. Selain
protap nomor 16 juga diuji protap nomor 18 yaitu menguji tentang bagaimana
taktik, teknik dan prosedur yang di ujikan dalam penanggulangan bersama
menghadapi ancaman teroris, ini sangat penting, karena kalau sudah protap ini dilaksanakan,
maka Indonesia dan Malaysia sudah tidak akan ragu lagi untuk dapat melakukannya
dengan baik.
Lebih lanjut Panglima TNI menjelaskan, Latihan
Malindo ini yang semula dilaksanakan 4 tahun sekali sekarang sudah menjadi 3
tahun, dengan cara bergantian tempat, sekarang
di Indonesia
mungkin
tahun berikutnya di Malaysia.
“ Tidak menutup kemungkinan kegiatan Latihan Malindo bisa dua
tahun sekali, karena mungkin terlalu lama”, ujar Panglima TNI.
Mudah-mudahan kegiatan Latgabma Malindo bisa
ditingkatkan pada kegiatan latihan ini, seperti Latihan Gabungan Patroli
Bersama, latihan gabungan lainnya yang sudah berjalan dengan Malaysia, karena
kita berbatasan langsung dengan Malaysia. “Sebagai langkah untuk menghadapi
berbagai kemungkinan tindakan teroris, negara yang berbatasan laut di Selat
Malaka sepakat merumuskan secara konsepnya berupa operasi melalui kegiatan Eyes in the Sky (EiS),
Malacca Strait Sea Patrol (MSSP) dan Patroli Kordinasi (Patkor) Malindo dalam
rangka mengamankan Selat Malaka dari berbagai ancaman”, tegas Panglima TNI.