Kamis, 27 Juni 2013

Indonesia Diajak Kerjasama Hadapi Ancaman Nuklir


Jakarta,   Departemen Pertahanan Amerika Serikat melalui The Defense Threat Reduction Agency (DTRA) menawarkan peningkatan kerjasama pertahanan kepada Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dalam bidang peningkatan kemampuan menghadapi ancaman Kimia, Biologi, Nuklir dan Bahan Peledak.

Tawaran kerjasama tersebut disampaikan Chief of US DTRA-Asia Pasific Gary Finchumend saat diterima dan memberi­kan paparan kepada Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Ke­amanan Mayjen TNI Hartind Asrin selaku Ketua Desk of Chem­ical, Biological, Radiological, Nuclear and Explosives (CBRN-E), Rabu (26/6) di kantor Kemhan RI, Jakarta. Hadir pada acara tersebut sejumlah Ketua Sub Desk CBRN-E dan beberapa pe­jabat dari Mabes TNI dan Mabes Angkatan.

The Defense Threat Reduction Agency (DTRA) sebuah badan resmi di bawah Depatemen Per­tahanan AS yang memberikan dukungan dalam melawan an­caman senjata pemusnah ma­sal. Sedangkan Desk CBRN-E adalah Tim Kerja yang belum lama dibentuk oleh Kemhan RI untuk menghadapi ancaman kimia, radiologi, nuklir dan bahan peledak lainnya.

Ketua Desk CBRN-E Mayjen TNI Hartind Asrin CBRN-E men­gatakan, pihak Kemhan RI dan TNI menyambut baik tawaran tersebut yang menurutnya dapat berguna bagi peningkatan capacity building para perwira TNI dalam menghadapi ancaman Kimia, Biologi, Nuklir dan Bahan Peledak yang telah berkembang pesat dan menjadi ancaman bagi dunia internasional.

"Ancaman - ancaman CBRNE menjadi trend ancaman seka­rang dan kedepan, Kemhan menyambut baik tawaran kerjasa­ma ini yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan per­sonel di jajaran Kemhan dan TNI," jelasnya.

Lebih lanjut Mayjen TNI Har­tind Asrin menjelaskan bahwa tawaran kerjasama tersebut an­tara lain dalam bentuk penye­lenggaraan workshop dan pela­tihan-pelatihan. Pelatihan akan mengakomodir terkait bagaima­na menyikapi dan mengatasi berbagai ancaman-ancaman kimia, biologi, radiologi dan nuklir. (zis), Sumber Koran: Harian Pelita (27 Juni 2013/Kamis, Hal. 17)