Jumat, 21 Juni 2013
BANDA ACEH (Suara
Karya): Pembaharuan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional
Indonesia (TNI), bukan untuk perang.
"Pembaharuan
alutsista TNI itu bukan untuk perang. Kita dengan semangat Asean ingin
memelihara perdamaian, tapi itu untuk mempertahankan diri," kata anggota
Komisi I DPR Hayono Isman, di Banda Aceh, Kamis (20/6).
Hayono Isman
bersama anggota Komisi I DPR antara lain Mirwan Amir, Nany Sulistyani Herawati,
dan Mardani Ali Sera, melakukan pertemuan dengan pejabat Pemerintah Aceh dan
legislatif setempat, dalam rangka RDPU RUU Perjanjian Internasional.
Komisi I telah
memberikan dukungan optimal kepada pemerintah untuk memperbaharui alutsistanya
dengan adanya pesawat tempur canggih (F-16), Tank Leopard, dan beberapa kapal
TNI AL yang modern. "Pembaruan itu juga untuk menunjukkan jika ada pihak
yang ingin mengambil pulau kita, maka harap berhati-hati sebab kita juga punya
persenjataan yang kuat dan canggih," katanya menegaskan.
Sebab, politisi
Partai Demokrat itu menilai jika hanya dengan pendekatan diplomasi saja maka
orang lain bisa mengatakan "Indonesia punya apa".
"Artinya,
kalau hanya bicara saja tanpa didukung kekuatan militer kita bisa ditipu oleh
negara lain. Sudah terbukti," kata Hayono menegaskan.
Ketika ditanya
terkait dengan ancaman desintegrasi bangsa, anggota Komisi I DPR itu mengatakan
kalau ada elemen internasional yang ingin mengganggu kedaulatan NKRI sering
kali untuk kepentingan bisnis. "Saya menilai mereka yang ingin mengganggu
kedaulatan kita hanya untuk kepentingan bisnis. Dan itu harus kita hadapi
dengan arif dan bijak," katanya menjelaskan. (Feber S/Ant)