FRIDAY, 21 JUNE
2013 11:36
JAKARTA - Sebanyak
5.342 prajurit TNI AD menggelar latihan ketangkasan untuk menunjukkan hasil
pembinaan oleh komandan satuannya, yaitu pencak silat, tae kwon do, yongmoodo,
boxer, karate, silat Merpati Putih, di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta hari
ini.
Kepala Staf TNI AD,
Jenderal TNI Moeldoko, menjelaskan, latihan ketangkasan militer ini untuk
menunjukkan prajurit TNI AD tak hanya mampu melakukan aksi beladiri melainkan
memiliki integritas dan profesionalitas dalam bertugas.
"Saya ingin
melihat secara dekat hasil pembinaan dari para komandan satuan kalian. Tidak
ada prajurit yang hebat karena yang ada ialah prajurit yang terlatih,"
kata Moeldoko.
"Kami ingin
membangun soliditas yang terbaik antara prajurit dengan para perwira tinggi.
Kita bangun soliditas antara TNI AD. Rakyat Indonesia menginginkan
prajurit-prajurit yang penuh sopan santun bermartabat dan tidak menjalankan hal
yang tidak baik," katanya.
Belakangan memang
terjadi banyak pelanggaran hukum melibatkan personel TNI AD, yang diakui
pimpinan TNI AD sebagai permasalahan sejak dari doktrin pelatihan dan
pembinaan.
Akan tetapi, di
sisi lain, pelanggaran-pelanggaran itu bukan berdiri sendiri, di antaranya
karena interaksi dari kinerja perangkat hukum lain negara selain pembiaran
premanisme.
Selain prajurit TNI
AD dituntut profesional, kata dia, prajurit juga harus memiliki sikap santun
kepada masyarakat.
"Tak ada
prajurit menyakiti hari rakyat. Kalau ada seperti itu, saya tidak segan-segan
melakukan tindakan keras kepada prajurit," kata Moeldoko.
Tak hanya melatih
ketangkasan prajurit dalam beladiri, kata Moeldoko, TNI AD sedang mempersiapkan
SDM yang handal dan profesional mengingat sejumlah arsenal TNI AD akan tiba
pada tahun ini, di antaranya tank 2A4 Leopard dari Jerman dan tank Marder.
"SDM yang
disiapkan secara sungguh-sungguh agar prajurit bisa menggunakan sistem
kesenjataan yang canggih tersebut," katanya. Senjatanya canggih,
manusianya harus lebih dulu canggih dalam budaya dan kebiasaan kerjanya.
Jangan sampai
arsenal canggih dan menggetarkan sekaligus mahal itu berakhir sia-sia karena
kecerobohan dan kebiasaan buruk dalam perawatan. (dat06/antara)