Kamis, 27 Juni 2013

TNI Masih Kekurangan Dokter


NGAMPRAH,   Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih kekurangan tenaga profesi yang berkeahlian khusus seperti dokter dan psikolog. Oleh sebab itu, perekrutan melalui penjaringan terhadap mahasiswa yang studi ilmunya spesifik menjadi kegiatan rutin yang diadakan tiap tahunnya.

Asisten Personel Panglima TNI Marsekal Muda Bambang Wahyudi, pada kunjungan me­lihat pembekalan mahasiswa untuk Perwira Prajurit Karir (PaPK) TNI, Rabu (26/6/2013) mengatakan, penjaringan terse­but dilakukan melalui program beasiswa terlebih dahulu. Pro­gram tersebut bernama Maha­siswa Beasiswa (Mabea) TNI.

Pihaknya setiap tahun mem­berikan beasiswa bagi maha­siswa dari berbagai universitas di Indonesia melalui program tersebut. Bagi peserta Mabea TNI akan mendapatkan uang saku Rp 750.000 per bulan.

Menurut Bambang, maha­siswa yang ditarik dalam prog­ram Mabea TNI merupakan mahasiswa yang berlatarbelakang pendidikan spesifik, ber­latar belakang pendidikan ek­sakta seperti dokter atau psi­kolog. Pada tahun ini, latar be­lakang peserta Mabea terbesar adalah dari ilmu kedokteran.

Tahun ini pihaknya memang membutuhkan tenaga dokter. Terutama untuk ditempatkan di daerah-daerah perbatasan. Pasalnya, di kawasan tersebut masih kurang tenaga dokter dari TNI. Apalagi, di pos-pos penjagaannya. Pihaknya berharap tahun ini bisa menempatkan 25 perwira berkeahlian kedokteran di perbatasan.

Bagi mahasiswa yang me­ngikuti program Mabea TNI, setelah lulus kuliah akan me­ngikuti pelatihan terpusat seba­gai persiapan untuk penerimaan PaPK TNI. Persiapan tersebut diselenggarakan di Pusdik Ajen Kodildat TNI AD Lembang, Bandung Barat.

"Nantinya mereka akan di­berikan pembekalan tentang or­ganisasi TNI, kemudian penja­gaan kesehatan, kesamaptaan jasmani, untuk menghadapi se­leksi tingkat pusat calon Pa PK TNI yang akan diselenggarakan sekitar September," ujarnya.

Pada tahun ini, terdapat 32 mahasiswa yang mengikuti pro­gram Mabea TNI. Mereka be­rasal dari Universitas Trisakti Jakarta, Universitas Gajah Ma­da, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, dan Universitas Hassanudin.

Mereka berasal dari berbagai fakultas dan jurusan. Mereka ju­ga tersebar di tiga angkatan, yakni TNI AD sebanyak 15 orang, TNI AU sebanyak 9 orang, dan TNI AL sebanyak 8 orang. (A-204), Sumber Koran: Pikiran Rakyat (27 Juni 2013/Kamis, Hal. 05)