Sunday, 23 June
2013, 13:25 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
PEKANBARU -- Modifikasi cuaca melalui penyemaian awan dalam menanggulangi kebakaran
lahan dan hutan di Provinsi Riau mulai membuahkan hasil yang ditandai dengan
hujan gerimis di sekitar Kota Dumai pada Ahad (22/6) pagi.
"Saya mendapat
laporan dari Koramil di Dumai bahwa pagi tadi pukul 06.00 sudah ada hujan
gerimis selama 30 menit di sekitar Kecamatan Bukit Kapur," kata Komandan
Satgas Tanggap Darurat Penanggulangan Asap Brigjen TNI Teguh Rahardjo pada
jumpa pers di Lanud TNI AU Pekanbaru.
Ia mengharapkan hal
tersebut menjadi awal yang baik dalam upaya pemerintah menanggulangi kebakaran
dan kabut asap. Meski begitu, ia mengatakan, hujan gerimis belum terlalu
mempengaruhi kondisi udara yang masih diselimuti asap sisa kebakaran.
"Semoga ini
menjadi awal yang baik, dan personel TNI AD di wilayah Riau masih terus
melakukan proses pemadaman lewat darat," kata Teguh yang juga menjabat
Komandan Korem 031/Wirabima, Riau.
Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah melakukan proses cloud seeding (penyemaian
awan) sejak Sabtu (22/3) dengan cara menebar empat ton garam (Nacl) di awan menggunakan
pesawat Hercules TNI AU.
Kepala Unit
Pelaksana Teknis Hujan Buatan pada BPPT Heru Widodo mengatakan terjadinya hujan
setelah percobaan pertama merupakan pertanda baik, sebab kondisi cuaca di Riau
dikategorikan abnormal karena kering dan minim awan cumulus.
Apalagi, kebakaran
lahan menyebabkan jumlah kumpulan awan nyaris nihil di angkasa. Ia berharap,
upaya yang dilakukan akan bisa mengondisikan cuaca sehingga akan turun hujan
dalam dua hari ke depan.
"Harapannya,
hujan akan mengurangi asap yang membuat sinar matahari bisa masuk dan uap air
di bawah akan naik dan membentuk awan-awan baru yang bisa menimbulkan hujan
secara berulang untuk memadamkan kebakaran," ujarnya.
Ia mengatakan,
pihaknya akan kembali menyemai awan pada Minggu sekitar pukul 13.00 WIB.
Sementara itu, Direktur Tanggap Darurat BNPB Tri Budiarto mengatakan operasi
selanjutnya Satgas akan terus melakukan upaya modifikasi cuaca yang didukung
dengan pemadaman dari udara dan darat.
Berdasarkan data
Satelit NOAA 18 pada Jumat (22/6) titik panas (hotspot) yang terpantau di
Sumatera mencapai 118 titik, di antaranya 94 titik berada di Riau. Jumlah titik
api di Riau terdeteksi bertambah dari sebelumnya mencapai 11.
"Upaya
pemadaman terus dilakukan, dan saya berharap pemerintah daerah turut membantu
terutama dalam bentuk sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membakar
lahan," ujar Tri.
Redaktur : Djibril
Muhammad
Sumber : Antara