Jakarta, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad)
Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, peringatan Isra Mi'raj merupakan salah satu
tradisi dalam kehidupan umat Islam, yang dari tahun ke tahun selalu kita
laksanakan.
Peringatan Isra Mi'raj saat ini, hendaknya jangan
dimaknai sekedar untuk memenuhi tradisi, melainkan harus lahir karena kesadaran
luhur untuk mewarisi semangat dan keteladanan Rasul. Dengan demikian, melalui
peringatan Isra Mi'raj diharapkan kita dapat memetik hikmah dan menarik
pelajaran penting dari peristiwa perjalanan Nabi tersebut, kemudian
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini disampaikan Kasad dalam saambutan
tertulisnya yang dibacakan oleh Asisten Personel Kasad Mayor Jenderal TNI Istu
Hari Subagio dalam acara peringatan Isra Mi'raj Warga Mabesad di Masjid
At-Taqwa, Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta, Senin (17/6).
Menurut Kasad, peristiwa Isra Mi'raj merupakan
perjalanan malam Nabi Muhammad SAW, sebagai kehendak Allah SWT atas hamba-Nya,
untuk memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya. Hal
tersebut ditegaskan dalam firman Allah yang artinya: "Maha suci Allah,
yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam, dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsha, yang telah diberkati sekelilingnya, untuk memperlihatkan sebagian
tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya". (QS Al-Is-ra'Ayat 1).
Kasad menjelaskan, salah satu hikmah Isra Mi'raj
adalah perintah kepada umat Islam untuk menegakkan shalat lima waktu.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa melalui shalat lima waktu, akan mengajarkan
kepada kita untuk berdisiplin dalam segala hal, baik disiplin dalam kehidupan
pribadi, di satuan maupun lingkungan sosial sekitarnya. Oleh karena itu,
melalui ibadah shalat juga dapat dimaknai sebagai bagian dari pembangunan
mentalitas umat, yang muaranya dapat mengantarkan pada pembentukan disiplin dan
etos kerja para prajurit sebagai bhayangkari negara dan bangsa.
Sementara itu, Drs KH Agus Dermawan Isk, SE dalam
ceramahnya mengatakan, banyak ulama yang mengatakan bahwa bulan Rajab adalah
bulan milik Allah karena adanya peristiwa besar yakni Isra Mi'raj Nabi Besar
Muhammad SAW berupa perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan ke
Sidratul Muntaha untuk menghadap secara langsung kepada Allah SWT untuk
menerima perintah shalat.
Penceramah juga mengajak pada bulan Syaban
menjelang Ramadhan ini supaya kita bertobat minta ampun kepada Allah SWT dan
minta maaf kepada orangtua agar diterima dalam puasa Ramadhan, dan kita kembali
menjadi bersih suci seperti anak yang baru lahir. (be), Sumber Koran: Harian Pelita (18 Juni 2013/Selasa, Hal. 21)