Rabu, 27 Februari 2013 19:57 WIB | 997 Views
Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR Komisi I
DPR Romahurmuziy menduga bahwa ada kemungkinan pihak asing terlibat dalam kasus
penyerangan oleh kelompok separatis di Papua sehingga pemerintah harus tetap
waspada selama menangani kasus tersebut. "Pemerintah harus menangani
kejadian di Papua ini dengan sangat berhati-hati karena disinyalir ada unsur
pihak asing yang `bermain` disana. Perlakuan terhadap Papua cenderung menjadi
perhatian dunia internasional dengan adanya kejadian itu," kata
Romahurmuziy ketika ditemui di Gedung Nusantara II MPR/DPR di Jakarta, Rabu
(27/2).
Menurut anggota DPR dari Fraksi PPP itu, dalam
setiap konflik bernuansa separatisme yang berlangsung lama, kekuatan kelompok
separatis cenderung didukung pihak luar dan tidak mungkin berdiri sendiri.
"Karena bila mereka berdiri sendiri biasanya kekuatannya tidak cukup.
Misalnya, OPM (Organisasi Papua Merdeka-red) atau kelompok lain yang
terus-menerus melakukan aksi-aksi separatis itu menunjukkan bahwa ada kekuatan
asing yang mensponsori kegiatan tersebut," katanya.
Oleh karena itu, dia meminta pemerintah
meningkatkan upaya intelijen untuk memastikan pihak-pihak asing yang `bermain`
dalam kasus penyerangan oleh kelompok separatis. "Papua ini memang sedang
dalam keadaan yang bergejolak maka ada pihak asing yang ingin `memancing di air
keruh` karena disana memang tersimpan kekayaan alam yang luar biasa,"
ujarnya.
Selanjutnya, Romi (sapaan untuk Romahurmuziy)
menyarankan pihak Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri untuk menangani kasus
tersebut melalui proses hukum dan menghindari tindakan konfrontasi yang hanya
akan menambah jumlah korban. Dia menambahkan, pemerintah perlu membangun
komunikasi dengan pihak-pihak terkait agar penyebab dan `akar permasalahan`
dari kasus separatisme di Papua dapat dituntaskan.
Senada dengan Romi, anggota Komisi I dari
Fraksi PDI-P Tjahjo Kumolo juga berpendapat bahwa ada kemungkinan `campur
tangan` asing dalam kasus separatisme di Papua. "Saya memang bukan pihak
yang bisa menyampaikan hal ini, namun saya rasa ada gelagat keterlibatan asing
dalam kasus Papua," kata Tjahjo.
Hal itu, menurut dia, terbukti dari
senjata-senjata yang tergolong canggih yang digunakan dalam penyerangan oleh
para tentara separatis. "Senjata yang mereka gunakan seperti untuk
kelompok `sniper` hingga bisa menyerang pasukan kopasus, berarti kan cukup
canggih. Ini bisa menjadi indikasi adanya pihak luar yang menyokong,"
ujarnya.
Dia juga berpendapat bahwa BIN seharusnya
sudah dapat mengantisipasi gelagat keterlibatan pihak asing itu. "Karena
tidak mungkin suatu kegiatan separatis yang terus-menerus dapat berjalan dalam
jangka waktu lama dan dapat mencari celah kelemahan tentara kita tanpa didukung
`amunisi` dari pihak luar,` kata Tjahjo.
Sebelumnya, kelompok separatis pada hari Kamis
(21/2) menyerang sejumlah pos keamanan di Kabupaten Puncak Jaya mulai dari
Kolose yang berjarak sekitar lima kilometer hingga Tingginambut, yang
menyebabkan satu anggota TNI tewas, yakni Pratu Wahyu Wibowo dan seorang
lainnya terluka, yakni Lettu Inf. Reza.
Sementara itu, korban yang tewas di Sinak,
yakni Sertu Ramadhan, Sertu M. Udin, Sertu Frans Hera, Pratu Mustofa, Pratu Ebi
Juliana, Praka Jojon Wihardjo, dan Praka Wemprit Tamahihu, serta empat warga
sipil lainnya masing-masing Yohanis palimbong, Markus Cavin, Uly, dan Rudy,
serta Yohanis Jhoni yang sedang dalam keadaan kritis. (Y012) Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT © 2013 Sumber: www.antaranews.com