Selasa, 26 Februari 2013

Implikasi Pelaksanaan Tugas TNI Berdampak Sangat Luas



Penulis : Ratih Prahesti Sudarsono | Senin, 25 Februari 2013 | 22:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, tantangan tugas yang dihadapi TNI tidak bergerak linear dan tunggal. Implikasinya dapat menyentuh, merambah, dan mengait semua aspek kehidupan, baik politik dan sosial budaya, maupun pertahanan dan keamanan.

Selain itu, ketidakpercayaan adalah satu dari lima ide atau gagasan berbahaya yang berkembang saat ini, karena menjadi sumber konflik antara kelompok dalam masyarakat. Setiap prajurit TNI harus mewaspadainya, antara lain mengingat kita memasuki tahun politik 2013 dan Pemilu 2014. 

Hal tersebut Panglima TNI ingatkan saat menerima Laporan Korps Kenaikan Pangkat 40 Perwira Tinggi (Pati) TNI, di Ruang Hening Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (25/2/2013), sebagaimana dilansir dalam siaran pers Pusat Penerangan TNI.

Menurut Panglima TNI, satu kerawanan dapat menyelam dan kemudian eksis pada semua aspek kehidupan. Sebaliknya, satu aspek kehidupan dapat menghadirkan berbagai kerawanan yang begitu variatif, yang akumulasinya tidak jarang mengarah pada timbulnya masalah keamanan.

Terlebih faktor-faktor SARA sudah berbaur menjadi satu.Dan, belakangan ini timbul tendensi bahwa konflik tidak selamanya bersumber dari kekuasaan, ideologi, atau ekonomi.

Mencermati hasil penelitian ahli psikologi Roy J Eidelson, terdapat lima ide, gagasan, atau kepercayaan  berbahaya, yang memicu kekerasan antara kelompok dan memunculkan radikalisme di Indonesia. Kelimanya adalah superioritas, ketidakadilan, kerentanan, ketidakpercayaan, dan ketidakberdayaan.

Dari kelima ide tersebut, menurut Panglima TNI Agus Suhartono, ketidakpercayaan saat ini mendominasi dan menjadi penyebab konflik-konflik apapun, terutama konflik antar kelompok masyarakat.

Sementara ketidakberdayaan satu kelompok masyarakat dalam suatu konflik, dapat dimanfaatkan untuk mendorong perjuangan kebangkitannya, yang dikembangkan melalui aksi-aksi radikal dan intoleransi, yang kemudian secara perlahan bertransformasi menuju aksi terorisme.

Inilah salah satu hybrid terrorism yang perkembangan ideologinya telah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan, dengan modus operandi yang sangat variatif, pola terorisme tersebut mampu merambah masuk ke sekolah-sekolah menengah atas, perguruan tinggi, pegawai negeri dan pegawai swasta. 

Panglima TNI berharap, agar kondisi ini terus dicermati untuk dianalisis dan disampaikan kepada pimpinan, dalam rangka penguatan jatidiri serta pembinaan mental prajurit TNI, agar tidak terpengaruh lima hal berbahaya tersebut. Analisis tersebut diperlukan dalam rangka antisipasi dan kesiapsiagaan pelibatan TNI, dalam rangka keamanan dan pengamanan terpadu, sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2013 tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri, khususnya dalam rangka memasuki tahun politik 2013 dan Pemilu 2014. 

Adapun 40 perwira tinggi yang naik pangkat terdiri atas 15 pati TNI Angkatan Darat, 9 Pati TNI Angkatan Laut, dan 16 pati TNI Angkatan Udara.