Penulis : Sabrina Asril | Minggu, 24 Februari
2013 | 22:29 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono mendorong adanya perdamaian abadi di tanah Papua. Hal itu
disampaikannya dalam rapat terbatas dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum,
dan Keamanan Djoko Suyanto bersama para staf khusus kepresidenan di
kediamannya, Cikeas, Bogor, Minggu (24/2/2013)."Arahan tentang Papua
adalah Bapak Presiden tetap mengutamakan langkah-langkah untuk melanjutkan
perdamaian yang abadi," ujar Staf Khusus Kepresidenan Bidang Komunikasi
Politik Daniel Sparingga, di Cikeas, Minggu. Daniel menuturkan, Presiden dalam
arahannya juga meminta aparat di bawahnya untuk mendorong usaha-usaha melakukan
peningkatan kesejahteraan umum sambil memelihara keamanan.
Delapan anggota TNI, Kamis lalu, tewas dalam
dua penyerangan berbeda di Papua. Pratu Wahyu tewas setelah dadanya ditembus
peluru saat pos yang ditempatinya di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya,
diserang sekelompok orang bersenjata. Dalam penyerangan yang terjadi sekitar
pukul 09.30 WIT itu, para penyerang juga melukai Lettu Reza. Kedua prajurit itu
berasal dari Batalyon 753 Argaviratama, Nabire.
Penyerangan lainnya terjadi sekitar pukul
10.30 di wilayah Sinak, Kabupaten Puncak. Menurut Jansen Simanjuntak, dalam
penyerangan itu tujuh orang anggota TNI tewas, yakni Sertu Udin dan Sertu Frans
yang berasal dari Koramil Sinak, serta lima anggota lain yaitu Sertu Ramadhan,
Pratu Edi, Praka Jojo, Praka Idris, dan Pratu Mustofa yang berasal dari
Batalyon 753 Argaviratama Nabire yang tengah ditugaskan di Sinak. Penyerangan
terjadi ketika mereka hendak mengambil alat komunikasi yang dikirim lewat
pesawat di landasan perintis Sinak. Jarak antara Koramil Sinak dan landasan
sekitar dua kilometer. Saat rombongan itu berada di tanjakan, mereka tiba-tiba
diserang sekelompok orang sipil bersenjata.
Para prajurit itu tidak sempat memberi
perlawanan karena mereka tidak membawa senjata. Menteri Koordinator Politik,
Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menduga kuat, kelompok separatis bertanggung
jawab atas penembakan itu. Pelaku penembakan di Puncak Jaya diduga adalah
kelompok Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) pimpinan Goliath Tabuni. Sementara
penembakan yang terjadi di Distrik Sinak diduga adalah kelompok bersenjata
pimpinan Murib. Djoko menduga bahwa penembakan itu terkait dengan Pilkada di
Papua.Editor :Egidius Patnist Sumber:www.kompas.com