Senin, 25 Februari
2013 15:21:24
TNI Angkatan Darat
memilih untuk membeli helikopter serbu jenis Black Hawk ketimbang Apache dari
Amerika Serikat lantaran persoalan selisih harga.Black Hawk adalah salah satu
helikopter andalan pasukan elite AS.
"Kami masih
mengkaji terus.Black Hawk menjadi pilihan bagus," kata KSAD usai
penandatanganan MoU (nota kesepahaman bersama) antara Mabes TNI AD, PT.
Pertamina Persero dan PT. BRI Persero Tbk, di Mabes TNI AD, Jakarta, Senin.
Menurut dia bahwa
pada awal kunjungan ke pabrik helikopter di Amerika Serikat, harga Apache
sebenarnya masih standar.Pramono tidak menyebut selisih harga yang jelas
Pramono tampak kecewa ketika menjelang persetujuan pembelian harganya
meningkat.
"Pas datang
harga sesuai, pasti deal harga naik.Siapa yang menaikkan?Saya tidak tahu,"
kata Pramono.Terkait pengadaan tank tempur utama Leopard, Pramono mengatakan
tinggal penyelesaian pembayaran."Leopard pada tahap penyelesaian di
Kementerian Pertahanan," ujarnya.
Sementara itu,
Kementerian Pertahanan tengah mengkaji untuk membeli helikopter tempur Black
Hawk dari Amerika Serikat guna menambah kekuatan alat utama sistem senjata
(Alutsista) TNI Angkatan Darat.
"Pilihannya
adalah kalau gak Helikopter serbu Black Hawk, ya Helikopter serang Apache.Itu
termasuk dalam alutsista tambahan yang kita ajukan untuk dapat melengkapi
kekuatan TNI AD," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di Jakarta,
Jumat (15/2).
Menurut dia bahwa
pembelian Helikopter Apache sebenarnya sudah mendapatkan izin dari pemerintah
Amerika Serikat.Hanya, Kemhan menginginkan jumlah yang banyak."Kalau kita
tidak bisa mendapatkan Apache yang cukup banyak, maka kita ingin Black Hawk.Terpenting
helikopter tempur kita itu cukup banyak dan bisa untuk membangun
kekuatan," jelas Purnomo.
Namun begitu,
Kemhan belum bisa memutuskan akan memilih helikopter jenis apa. Saat ini Kemhan
sedang menghitung dari dana yang sudah disediakan Kementerian Keuangan dan
Bappenas. Ditargetkan, pembelian helikopter serang bisa terlaksana tahun ini."Kita sedang mengejar waktu karena masa bakti kita kan
tinggal tahun depan," jelasnya.Menhan juga mengatakan bahwa Apache
merupakan helikopter serang tercanggih saat ini, tapi TNI AD juga menyatakan
tak masalah jika diganti dengan Black Hawk.
Target TNI AD,
lanjutnya, adalah membuat satu skuadron helikopter untuk membantu mengamankan
wilayah.Sementara itu, mantan Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan), Mayjen
TNI Ediwan Prabowo menjelaskan, pemerintah mengalokasikan 400 juta dollar AS
untuk pembelian helikopter serang.
"Jika
dibandingkan, uang sebesar itu mampu untuk membeli 8 unit Apache karena kisaran
harganya mencapai 45 juta dollar AS per unit.Jika untuk membeli Black Hawk
lebih banyak lagi, mencapai 20 unit," kata Ediwan seperti dikutip antara.
Perbedaan mendasar
dari kedua helikopter itu, terang Ediwan, Apache merupakan helikopter serang
yang bisa menghancurkan tank, kendaraan lapis baja, hingga bunker, sementara
Black Hawk merupakan helikopter serbu yang memiliki kelebihan bisa mengangkut
pasukan dan bisa dipersenjatai, meskipun kemampuan daya hancurnya tak sekuat
Apache. Sumber : www.merdeka.com