Media Indonesia (24-02-2013, Hal. 0
Karena cuaca buruk yang melanda Jayapura dan wilayah
pegunungan Papua, kemarin, proses evakuasi jasad tujuh prajurit TNI yang gugur
akibat penghadangan dan penembakan oleh kelompok sipil bersenjata di Distrik
Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, kembali tertunda. Evakuasi akan dilanjutkan
hari ini.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letkol
Jansen Simanjuntak, kemarin, mengatakan dua helikopter jenis Puma dan MI milik
TNI diterbangkan dari Bandara Sentani Jayapura menuju Sinak sekitar pukul 11.20
WIT. Hanya saja, karena cuaca buruk, kedua helikopter itu gagal tiba di Sinak
dan memutuskan untuk memutar haluan serta mendarat di Nabire.
"Heli evakuasi gagal masuk Sinak karena cuaca buruk dan
mendarat di Nabire. Mereka kembali berupaya ke Sinak, tetapi gagal. Pangdam
sendiri sudah minta bantuan pesawat misi dan mereka bersedia terbang dari
Nabire, tetapi tetap saja gagal karena cuaca buruk. Jadi, akan kita lanjutkan
evakuasi terhadap tujuh personel gugur Minggu pagi dari Nabire," terang
Jansen.
Dia mengemukakan, untuk proses evakuasi hari ini rencananya
bakal menggunakan pesawat misi atau komersial berbadan kecil dengan di bantu
helikopter. Menurut Jansen, proses persemayaman dan penghormatan terakhir
terhadap jasad ketujuh personel yang gugur akan dilakukan di Markas Batalyon
Infanteri (Yonif) 751 Sentani, Kabupaten Jayapura, sebelum dikembalikan kepada
keluarga masing-masing.
Menurut Kapendam, kondisi jenazah yang saat ini sudah tiga hari
di Sinak masih dalam keadaan baik, karena cuaca yang dingin di sana bisa
memperlambat pembusukan. Sebelumnya, Jumat (22/2), penembakan kembali terjadi
terhadap helikopter Super Puma milik TNI saat berada di lapangan terbang
Distrik Sinak. Kejadian itu membuat jari tangan kru teknik helikopter terluka
dan kaca helikopter pecah. Sejatinya, helikopter itu hendak mengevakuasi tujuh
jasad prajurit TNI-AD yang menjadi korban penembakan pada Kamis (21/2) ke
Mulia. (MC/N-3) Sumber: Koran Media Indonesia