Magelang, Harian Pelita (25-02-2013, Hal. 17)
Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, (Pothan) Kementerian
Pertahanan, Pos M Hutabarat mengatakan pada masa mendatang ancaman pada suatu
bangsa lebih banyak berupa ancaman nonmiliter. "Pada masa depan ancaman
militer itu berkurang, yang banyak itu ancaman nonmiliter, misalnya ancaman cyber,
virus yang bisa menghancurkan bangsa dan ideologi kita," katanya di
Magelang, seperti diwartakan Antara beberapa hari lalu.
Ia mengatakan hal tersebut usia menjadi pembicara kunci
pada seminar Pembangunan Karakter dan Pertahanan Negara di Akademi Militer (Akmil)
Magelang. Lebih lanjut Hutabarat mengatakan, bahwa kehidupan konsumerisme juga
menjadi ancaman bangsa ini. Oleh karena itu, katanya, para Taruna Akmil ini
diberi penekanan bahwa ancaman militer tanggung jawab mereka, ancaman
nonmiliter mereka ikut terlibat jika terjadi depkalasi yang bisa menghancurkan
seluruh bangsa.
Selain itu, jika terjadi bencana juga merupakan bagian tugas
militer yang disebut dengan operasi militer bukan perang. "Jadi terjadi
bencana tsunami, banjir, bahkan bencana sosial, juga menjadi bagian tugas
militer untuk menanganinya," katanya. Ia mengatakan, beberapa waktu lalu
saat Pekan Olahraga Nasional, tiga hari menjelang pembukaan persiapan belum
siap maka dikerahkan anggota TNI untuk membantu persiapan tersebut.
"Hal itu merupakan salah satu contoh kepedulian TNI
dalam memperlancar seluruh kehidupan bangsa dan negara," katanya. Ia
mengatakan, untuk memperkuat mereka memang akan diubah kurikulum di Akmil. Sebanyak
70 persen tetap kegiatan yang berhubungan dengan militer, tetapi 30 persen
kegiatan yang mencakup ilmu utama. Ia menuturkan, dengan ilmu utama ini dengan
menambah sedikit kurikulum lagi sehingga mereka menjadi setara dengan SI dan
bisa melanjutkan S2. (zis) Sumber: Harian Pelita