Jakarta, Kompas (26-02-2013, Hal.
04)
Karena sengketa perbatasan laut
belum selesai, kapal patroli instansi pemerintah dapat mengawal nelayan
Indonesia yang melaut. Kepala Dinas Hidro Oseanografi TNI AL Laksamana Pertama
Aan Kurnia mengatakan, langkah tersebut ditempuh sejumlah negara untuk
menegaskan komitmen mengelola wilayah laut yang dipercayai bagian dari hak
negara. Menurut Aan yang berbicara dalam seminar "Sosialisasi Batas
Maritim RI dengan Negara Tetangga" di Jakarta, Senin (25/2), dengan aktif
hadir di wilayah sengketa, sebuah negara menunjukkan komitmen atas kedaulatan.
Langkah serupa dilakukan Malaysia di Pulau Sipadan-Ligitan dan perairannya
semasa sengketa dengan Indonesia.
Dia mengakui, kapal nelayan
Indonesia sering ditangkap aparat Malaysia karena penyelesaian persoalan klaim
batas wilayah belum selesai. Pihak Malaysia dan Indonesia saling berpegang pada
klaim unilateral (sepihak). Indonesia berbatasan laut dengan 10 negara. Batas
maritim Indonesia mencakup laut wilayah, batas zona ekonomi eksklusif (ZEE),
dan batas landas kontinen.
Sebelumnya, Direktur Jenderal
Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri Linggawaty Hakim
mengatakan, dengan Malaysia masih ada lima segmen perbatasan laut yang belum
selesai. "Kita berunding sejak 2005 dan sudah memasuki 24 putaran. Akhir
bulan ini, delegasi Malaysia akan ke Jakarta. Mudah-mudahan sebelum 2014 sudah
ada segmen perbatasan laut RI-Malaysia yang disepakati, seperti di Laut
Sulawesi, yakni kawasan Ambalat dan lain-lain," ujar Linggawaty.
Kerja sama
Sementara itu, untuk memajukan
daerah tertinggal dan perbatasan, PT Bank Rakyat Indonesia dan PT Pertamina
bekerja sama dengan TNI AD dalam Program Karya Bhakti. TNI AD diharapkan
menyokong program dengan mengerahkan personel. Kerja sama dilakukan di Mabes
TNI AD, Jakarta, kemarin. Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengatakan, BRI telah
menghadirkan 9.000 unit kerja BRI di pelosok Indonesia. Kepala Staf TNI AD
Jenderal Pramono Edhie Wibowo menuturkan, program ini memajukan masyarakat
Indonesia dan menciptakan masyarakat berkualitas. “Kalau menyayangi masyarakat,
kita akan dijaga masyarakat,’ ujar Pramono. (Ong/K11)