Jakarta, Suara Karya (26-02-2013,
Hal. 04)
KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie
Wibowo meminta prajurit di Jayapura, Papua, meningkatkan kewaspadaannya
menyusul diserangnya prajurit TNI di Tingginambut (Kabupaten Puncak Jaya) dan
Sinak (Kabupaten Puncak, Jayapura) hingga delapan anggota dan empat sipil
gugur. "Pasukan harus waspada. Setiap prajurit harus berhati-hati,"
kata KSAD usai penandatanganan MoU antara Mabesad dengan PT Pertamina (Persero)
dan PT BRI Persero Tbk di Mabes TNI AD, Jakarta, Senin (25/2).
Terkait situasi keamanan di Papua
pascapenembakan di Distrik Sinak, Papua, Pramono menjelaskan sudah terkendali.
Hingga kini, strategi pengamanan belum berubah dan tidak ada penambahan pasukan.
"Di Papua, tidak ada sesuatu yang berubah, pasukan harus waspada,"
ujarnya. Sebelumnya dilaporkan, dua peristiwa penembakan yang terjadi hingga
mengakibatkan delapan orang anggota TNI gugur. Pertama, peristiwa penyerangan
terhadap pos Satgas TNI di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya oleh
kelompok sipil bersenjata pada Kamis (21/2) sekitar pukul 09.30 WIT, sehingga
mengakibatkan satu orang anggota TNI bernama Pratu Wahyu Bowo tewas karena
mengalami luka tembak di bagian dada dan leher. Satu orang lainnya, yang
merupakan Komandan Pos Satgas, Lettu Inf Reza hanya mengalami luka tembak di
bagian lengan kiri.
Peristiwa kedua, terjadi sekitar
pukul 10.30 WIT, di mana terjadi penghadangan dan penyerangan oleh kelompok
bersenjata di Kampung Tanggulinik, Distrik Sinak, Kabupaten.Puncak terhadap
10 anggota Koramil Sinak, Kodim 1714/Puncak Jaya, yang sedang menuju Bandara
Sinak untuk mengambil logistik dan radio kiriman dari Nabire. Peristiwa
penyerangan itu mengakibatkan tujuh orang tewas. Ketujuh korban tewas itu,
yakni Sertu Ramadhan, Sertu M Udin, Sertu Frans, Sertu Edi, Praka Jojon, Praka
Wemprik dan Pratu Mustofa.
Pada Minggu (24/2), Pangdam
XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Christian Zebua memimpin upacara militer
pemberangkatan jenazah prajurit TNI Angkatan Darat (AD) yang menjadi korban
penembakan kelompok sipil bersenjata di Distrik Tingginambut dan Distrik Sinak,
untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing. Upacara
pemberangkatan jenazah dihadiri Forko pimda Papua, Pimpinan TNI di Jayapura,
seluruh pejabat Kodam XVII/Cenderawasih, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan
tokoh adat di Jayapura.
Lima jenazah prajurit TNI AD
diberangkatkan dengan pesawat Garuda Indonesia pada pukul 14.20 WIT dengan
tujuan, Alm Sertu Ramadhan ke Kupang, Alm Sertu M Udin ke Surabaya untuk
selanjutnya dibawa ke Sidoarjo, Alm Sertu Frans ke Makassar, Alm Sertu Ebi Juliana
ke Jakarta untuk selanjutnya dibawa ke Sukabumi dan Alm Praka Jojon ke
Makassar untuk selanjutnya dibawa ke Kendari. Sedangkan Alm Praka Wemprit dan
Alm Pratu Mustofa masih disemayamkan di Yonif 751 /Raider dan rencananya pada
Senin akan diterbangkan ke Nabire. Sementara empat jenazah warga sipil masih
disemayamkan di Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura, menunggu koordinasi dengan
pihak keluarga.
Ke- 11 jenazah yang diangkut
pada Minggu yakni Sertu Ramadhan, Sertu M Udin, Sertu Frans, Pratu Mustofa,
Pratu Edy, Praka Jojo, Praka Idris, Yohanis (sipil), Uli (sipil), Markus (sipil)
dan Rudi (sipil). Salah satu dari delapan anggota Tentara Nasional Indonesia
(TNI) yang tewas tertembak di Papua oleh kelompok separatis bernama Sersan
Satu (Sertu) Ramadhan Amang.
Ramadhan adalah pria berdarah
Lamakera, Kecamatan olor Timur Kabupaten Flores Timur, NTT. Jenazah pria
kelahiran Kupang itu tiba di Kupang, Senin (25/2) siang. Ramadhan tewas meninggalkan
seorang anak, Fadli, 3 tahun, dan Istri Nuraini. Sertu Ramadhan, merupakan
anggota Batalyon Infantri 753 Arga Viratama, Nabire yang tewas ditembak di
Sinak, Puncak Jaya, Kamis, 21 Ferbruari 2013 lalu. Nuraini, istri Ramdhan
menangis histeris ketika peti jenazah sang suami tercinta diantar masuk ke
dalam rumah kediaman orang tua mereka di Kampung Meleset, Kelurahan Namosain,
Kecamatan Alak, Kota Kupang. (Bonne Pukan/Ant)