Senin, 25 Februari
2013 | 13:04
[JAKARTA] Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo
meminta prajurit di Jayapura, Papua meningkatkan kewaspadaannya menyusul
diserangnya prajurit TNI di Tingginambut Kabupaten Puncak Jaya dan Sinak,
Kabupaten Puncak, Jayapura hingga delapan anggota dan empat sipil gugur.
"Pasukan harus
waspada.Setiap prajurit harus berhati-hati," kata KSAD usai Penandatangan
MoU antara Mabesad dengan PT Pertamina (Persero) dan PT BRI Persero Tbk, di
Mabes TNI AD, Jakarta, Senin.
Terkait situasi
keamanan di Papua pascapenembakan di Distrik Sinak, Papua, Pramono menjelaskan
sudah terkendali.Hingga kini, strategi pengamanan belum berubah dan tidak ada
penambahan pasukan."Di Papua, tidak ada sesuatu yang berubah, pasukan
harus waspada," ujarnya.
Sebelumnya
dilaporkan, dua peristiwa penembakan yang terjadi hingga mengakibatkan delapan
orang anggota TNI gugur. Pertama, peristiwa penyerangan terhadap pos Satgas TNI
di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya oleh kelompok sipil bersenjata
pada Kamis (21/2) sekitar pukul 09.30 WIT, sehingga mengakibatkan satu orang
anggota TNI bernama Pratu Wahyu Bowo tewas karena mengalami luka tembak di
bagian dada dan leher.Satu orang lainnya, yang merupakan Komandan Pos Satgas,
Lettu Inf Reza hanya mengalami luka tembak di bagian lengan kiri.
Peristiwa kedua,
terjadi sekitar pukul 10.30 WIT, dimana terjadi penghadangan dan penyerangan
oleh kelompok bersenjata di Kampung Tanggulinik, Distrik Sinak, Kabupaten
Puncak terhadap 10 anggota Koramil Sinak, Kodim 1714/Puncak Jaya, yang sedang
menuju Bandara Sinak untuk mengambil logistik dan radio kiriman dari Nabire.
Peristiwa penyerangan itu mengakibatkan tujuh orang tewas.
Ketujuh korban
tewas itu, yakni Sertu Ramadhan, Sertu M Udin, Sertu Frans, Sertu Edi, Praka
Jojon, Praka Wemprik dan Pratu Mustofa.Pada Minggu (24/2), Pangdam
XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Christian Zebua memimpin upacara militer
pemberangkatan jenazah prajurit TNI Angkatan Darat (AD) yang menjadi korban
penembakan kelompok sipil bersenjata di Distrik Tingginambut dan Distrik Sinak,
untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing.
Upacara
pemberangkatan jenazah dihadiri Forkopimda Papua, Pimpinan TNI di Jayapura,
seluruh pejabat Kodam XVII/Cenderawasih, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan
tokoh adat di Jayapura.
Lima jenazah
prajurit TNI AD diberangkatkan dengan pesawat Garuda Indonesia pada pukul 14.20
WIT dengan tujuan, Alm Sertu Ramadhan ke Kupang, Alm Sertu M Udin ke Surabaya
untuk selanjutnya dibawa ke Sidoarjo, Alm Sertu Frans ke Makassar, Alm Sertu
Ebi Juliana ke Jakarta untuk selanjutnya dibawa ke Sukabumi dan Alm Praka Jojon
ke Makassar untuk selanjutnya dibawa ke Kendari.
Sedangkan Alm Praka
Wemprit dan Alm Pratu Mustofa masih disemayamkan di Yonif 751/Raider dan
rencananya pada Senin iakan diterbangkan ke Nabire.Sementara empat jenazah
warga sipil masih disemayamkan di Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura, menunggu
koordinasi dengan pihak keluarga.
Ke- 11 jenazah yang
diangkut pada Minggu yakni Sertu Ramadhan, Sertu M Udin, Sertu Frans, Pratu
Mustofa, Pratu Edy, Praka Jojo, Praka Idris, Yohanis (sipil), Uli (sipil),
Markus (sipil) dan Rudi (sipil).
Menko Polhukam,
Djoko Suyanto, mengatakan, ada dua kelompok bersenjata yang berbeda terlibat
dalam penghadangan dan penyerangan anggota TNI di Kabupaten Puncak Jaya dan
Kabupaten Puncak, Papua, sehingga mengakibatkan delapan orang anggota TNI
tewas.
2 kelompok
penyerang Menko Polhukam dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta,
Kamis (21/2), menyebutkan, kelompok bersenjata yang melakukan penyerangan di
Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, yang mengakibatkan satu orang
tewas itu diduga kelompok bersenjata Goliat Tabuni.
"Hal tersebut
berdasarkan perkiraan intelijen yang dimiliki aparat bahwa daerah tersebut
diindikasikan merupakan tempat aktivitas kelompok bersenjata pimpinan Goliat
Tabuni," kata Djoko.
Sementara
penghadangan dan penyerangan oleh kelompok bersenjata di Kampung Tanggulinik,
Distrik Sinak, Kabupaten Puncak terhadap 10 anggota Koramil Sinak, Kodim
1714/Puncak Jaya, yang sedang menuju Bandara Sinak untuk mengambil logistik dan
radio kiriman dari Nabire, yang menyebabkan tujuh anggota TNI tewas itu diduga
kelompok bersenjata pimpinan Murib.
"Ini merupakan
perkiraan intelijen yang menduga daerah tersebut adalah tempat aktivitas
kelompok bersenjata pimpinan Murib," katanya.Oleh karena itu, dirinya
memerintahkan Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua dan Polda
Papua untuk melakukan koordintasi dan integrasi dalam upaya pengejaran terhadap
kelompok-kelompok bersenjata itu.
"Para pelaku
harus dikejar sampai ketemu dan segera diproses hukum siapa pun yang
terlibat.Mudah-mudahan pelaku penembakan, penghadangan bisa ditangkap dan jelas
siapa pelaku dan motif serta berasal kelompok mana yang bertanggung
jawab," papar Djoko.
Menko Polhukam
mengimbau seluruh masyarakat, khususnya tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh
agama untuk bekerja sama dengan pemerintah menjaga kondusifnya di Papua dan
tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Kejadian ini
tidak mencerminkan situasi Papua secara umum, dimana Papua saat ini masih dalam
situasi kondusif, sehingga masyarakat dapat melaksanakan aktivitas
sehari-harinya dengan aman dan lancar," katanya.
Atas kejadian itu,
kata dia, pemerintah mengutuk keras tindakan brutal yang dilakukan oleh
kelompok-kelompok bersenjata itu."Pemerintah juga sampaikan belasungkawa
sedalam-dalamnya kepada keluarga korban," kata Djoko. [Ant/L-9] Sumber : www.suarapembaruan.com