Senin, 25 Februari
2013 | 18:43
Jakarta - Badan
Intelijen Negara (BIN), Tentara Negara Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia
(Polri) membangun crisis center intelijen di Papua, pasca-penembakan yang
menewaskan delapan prajurit TNI dan empat warga, beberapa waktu lalu.
"Sehingga
komunitas intelijen secara terpadu dapat memberikan masukan tentang
perkembangan situasi terkini di daerah itu.Karena sharing informasi ini saya
rasa adalah sangat penting," kata Kepala BIN, Marciano Norman, saat rapat
dengan Komisi I DPR, di Jakarta, Senin (25/2).
Dengan crisis
center itu, kata Marciano, pihaknya berharap para pimpinan di Papua, mulai dari
Gubernur, Pangdam dan Polda mendapatkan informasi yang sama. "Kalau
informasi yang didapat berbeda-beda, maka kemungkinan keputusan yang akan
diambil akan salah," ujarnya.
Selain itu,
Marciano menjelaskan bahwa pihaknya juga telah melakukan komunikasi intelijen
secara berlanjut dengan para tokoh dan anggota OPM untuk kembali ke tengah
lingkungan masyarakat.Mereka diarahkan agar bersedia tinggal di perumahan yang
sudah disediakan dan diberikan pelajaran untuk mengelola usaha untuk kehidupannya.
"Kami juga
melaksanakan komunikasi dengan tokoh-tokoh di sana, baik masyarakat dan
pemerintah, dalam konteks pencapaian kesejahteraan masyarakat di Papua,"
tukas Marciano.Sumber : www.beritasatu.com