Rabu, 27 Februari 2013

BENTROKAN PARIGI MOUTONG 10 Warga Dimintai Keterangan

Parigi, Kompas (27-02-2013, Hal. 15)
Situasi pasca bentrokan yang melibat­kan warga enam kelurahan di Kabupaten Parigi Moutong, Su­lawesi Tengah, berangsur pulih dan warga mulai beraktivitas. To­ko dan pasar yang tutup sepan­jang hari Senin sebagian mulai buka. Sejumlah sekolah yang ber­ada di sekitar lokasi bentrokan telah memulai kegiatan bela-jar-mengajar. Bahkan, polisi su­dah meminta keterangan dari 10 warga setempat yang terlibat da­lam kasus tersebut.

Pantauan di enam kelurahan, yakni Loji, Masigi, Bantaya, Maesa, Baliara, dan Parigimpu, yang berada di ibu kota Kabupaten Parigi Moutong, sepanjang Selasa (26/2), menunjukkan hal ini. Se­jak pagi, sejumlah toko, bank, rumah makan, dan kantor peme­rintah, terutama yang berlokasi dijalan trans Sulawesi, mulai bu­ka serta melayani pembeli dan nasabah. Arus lalu lintas yang melintasi empat kelurahan ini pun lancar.

Abdul Latif (46), pemilik beng­kel di Kelurahan Loji, mengaku, situasi yang kian pulih membuat dirinya berani membuka bengkel setelah tutup dua hari sebelum­nya. "Tutup dua hari, kerugian saya sudah lebih dari Rp 5 juta Kemarin (Senin), saya tidak buka karena situasi kacau. Saya kha­watir bengkel saya jadi sasaran lemparan atau dibakar. Namun, sekarang situasi cukup kondusif dan banyak aparat yang berja­ga-jaga, saya berani buka," ung­kap Latif.

Sebelumnya pasca bentrokan pada Senin dini hari yang menye­babkan empat ruko terbakar, se­jumlah rumah rusak, serta warga dan aparat luka-luka, situasi di ibu kota Parigi Moutong sempat mencekam. Aktivitas warga lum­puh. Toko, pasar, dan sekolah pun tutup. Sempat kondusif mulai Se­nin sore hingga malam, amuk warga kembali terjadi pada Selasa dini hari.

Dalam aksinya, ratusan warga Masigi yang bergabung dengan warga kelurahan lain berusaha menyerang warga di Kelurahan Loji dan sekitarnya Mereka membawa senjata tajam dan me­lempar batu ke rumah-rumah warga. Aparat TNI dan polisi yang berusaha memukul mundur warga yang ingin menyerang mendapat perlawanan.

Komandan Kodim 1306 Dong­gala Letnan Kolonel Czi Rudi Wahyudiono, yang memimpin pasukan, luka di bagian wajah akibat lemparan batu. Kapolres Parigi Moutong Ajun Komisaris Besar Hondawan Naibaho dan Bupati Parigi Moutong Samsurizal Tombolotutu ikut melerai warga Warga berhasil dipukul mundur menjelang subuh. Hondawan menjelaskan, ter­kait peristiwa ini, polisi telah me­minta keterangan dari 10 warga. Dalam pertemuan dengan tokoh masyarakat, Senin, aparat dide­sak mengusut tuntas kasus ini dan menangkap orang yang didu­ga sebagai pemicu bentrokan.

"Sepuluh orang ini statusnya masih sebagai saksi. Namun, ba­gaimana selanjutnya, tergantung hasil pemeriksaan. Kami ingin mengusut tuntas peristiwa ini, termasuk pelaku yang menjadi provokator atau pemicu terjadi­nya bentrokan," tutur Honda­wan.

Saat ini, untuk mencegah ter­ulangnya bentrokan, aparat TNI, Brimob Polda Sulteng, dan Polres Parigi Moutong ditempatkan di lokasi-lokasi yang menjadi akses dan menghubungkan enam kelu­rahan yang warganya terlibat bentrokan. Penempatan pasukan juga untuk mencegah terjadinya konsentrasi massa. (Ren) Sumber: Koran Kompas