JAKARTA -
Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Turki bekerja sama membangun tank
kelas menengah atau medium tank. Pemerintah Indonesia akan diwakili PT Pindad
untuk pembuatan tank yang direncanakan berdurasi tiga , hingga empat tahun ini.
"Jadi, antara periode tiga hingga empat tahun
ke depan, kita bisa membuat tank sendiri," kata Direktur Jenderal Potensi
Pertahanan, Kementerian Pertahanan (Kemhan), Pos M Hutabarat, di Kantor Kemhan,
Jakarta, Rabu (15/5).
Pos mengatakan Indonesia masih memerlukan tank agar
kekuatan pertahanan dalam negeri bisa memadai di tingkat regional. Jatuhnya
pilihan ke Turki karena negara itu memiliki niat yang sama untuk membangun
tank. "Turki juga bisa memodifikasi tank-tank yang sudah ada menjadi tank
yang baru," kata Pos yang baru-baru ini berkunjung ke Turki.
Kerja sama dengan Turki ini, lanjut dia, merupakan
upaya agar Indonesia tak dianggap mencuri kekayaan hak intelektual negara
lain. "Juga agar alih teknologi berjalan lancar karena kalau kita bekerja
sama dengan. negara maju, terlalu tinggi untuk diserap dalam waktu
singkat," jelas dia.
Asisten Bidang Kerja Sama KKIP, Silmy Karim, menambahkan
Indonesia perlu menyiapkan kemampuan industri pertahanan agar sesuai kebutuhan
kekuatan pertahanan di masa mendatang. "Perlu ada langkah sinkronisasi
antara kebutuhan pertahanan dan industri pertahanan," ujar dia.
Kerja sama dengan Turki merupakan tindak lanjut
dari implementasi UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Ke
depan, dia berharap Indonesia akan melakukan kerja sama-kerja sama lagi dengan
negara lain. "Saat ini kita juga sudah bekerja sama dengan Korea
Selatan," ujar dia.
Untuk teknologi pembuatan tank, Silmy mengatakan PT
Pindad saat ini baru mampu membuat penggerak roda. Setelah bekerja sama dengan
Turki, diharapkan Indonesia bisa membuat sendiri personal carrier hingga tank secara utuh. "Turki siap bekerja
sama dari proses desain sampai tahap akhir, yakni produksi. Bahkan tak menutup
kemungkinan melaksanakan pemasaran bersama," ujar Silmy.
Secara terpisah, Kepala Staf TNI AD (Kasad)
Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan 164 tank yang dipesan dari
Jerman akan tiba di Indonesia sebelum 5 Oktober 2013. "Pengadaan tetap
berjalan sesuai dengan rencana, kita harapkan pada tahun ini akan datang,
sebelum 5 Oktober alat-alat sudah datang," kata Kasad di Kantor Presiden,
Jakarta, Rabu, seusai mengikuti rapat terbatas bidang pertahanan.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo
Yusgiantoro, mengatakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) memetakan perkembangan
kekuatan TNI terhadap dinamika global, regional, dan nasional. Pemetaan
tersebut dipaparkan dalam rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono.
"Khususnya yang meliputi masalah alutsista,
sarana dan prasarana, SDM, dan kelembagaan," kata Menhan seusai rapat.
Saat memberi keterangan pers, Purnomo didampingi Wakil Menhan, Sjafrie Sjamsudin,
Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, Kasad, Jenderal TNI Pramono Edhie
Wibowo, Kasau, Marsekal TNI Ida Bagus Putu, dan Kasal, Laksamana Marsetio.
Berbagai
Aspek
Secara khusus, lanjut Menhan, Kemhan memaparkan
bagaimana menyikapi penguatan kekuatan TNI ke depan. Rapat kabinet melihat
perkembangan kekuatan TNI dari berbagai aspek, seperti pertahanan, sejarah,
yuridis, reformasi birokrasi, sosiologis, doktrin, keterpaduan, dan politik.
"Bagaimana kita harus bersikap terkait pembangunan perkembangan
pertahanan kita, khususnya TNI," kata Menhan.
Apa yang dibahas dalam rapat tadi masih tahap awal.
"Satu bulan ke depan, akan ada lagi pembahasan dalam sidang kabinet untuk
menentukan bagaiamana sebaiknya struktur pertahanan dan kelembagaan pertahanan
kita," kata Menhan.
Saat ditanya mengenai pembentukan Komando Gabungan
Wilayah Pertahanan, Menhan mengatakan masih dalam proses pembahasan.
"Kami belum sampai ke sana," jawab Purnomo. (nsf/fdl/P-3 & Sumber : Koran Jakarta, Tgl.16 Mei 2013, Hal.3)