Kamis, 23 Mei 2013

Pelantikan KSAD_Moeldoko Diminta Dekatkan TNI AD


Jakarta,   Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono meminta para pimpinan baru TNI Angkatan Darat mampu membawa matranya lebih mendekatkan diri kepada rakyat. Tanpa bantuan rakyat, TNI tak berarti sama sekali. TNI tak akan maksimal dalam melak­sanakan tugas menjaga kedaulatan negara.

"Tanpa bantuan rakyat, mungkin ki­ta (RI-Red) sulit menja­di kuat," demikian amanat Pre­siden SBY saat melantik Letjen TNI Moeldoko sebagai KSAD baru menggantikan Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo di Istana Negara, Rabu (22/5).

Selanjutnya, Kamis (23/5), upacara serah terima jabatan akan dipimpin Pang­lima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Mabes TNI AD, Jakarta, pukul 08.00 WIB.

Moeldoko ditetapkan menjadi KSAD oleh Presiden SBY berdasarkan surat Ke­putusan Presiden Nomor 24/TNI tahun 2013. Peng­angkatan KSAD baru ini ju­ga diikuti Surat Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/357/V/2013 tanggal 20 Mei 2013, tentang pemberhenti­an dari/dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI.

Jabatan Wakil KSAD akan diisi Letjen TNI Mu­hammad Munir yang dimu­tasi dari jabatan Panglima Komando Cadangan Strate­gis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad).

Pangkostrad dijabat Let­jen TNI Gatot Nurmantyo, sebelumnya menjabat Komandan Komando Pendidikan dan Latihan TNI AD (Dankodiklat). Sedangkan jabatan Dankodiklat dijabat Mayjen TNI Lodewijk Freidrich, sebelumnya menjabat Pang­lima Komando Daerah Mili­ter (Pangdam) I/Bukit Baris­an.

Sementara, Pangdam Bukit Barisan akan dijabat Mayjen TNI Burhanuddin Siagian, sebelumnya menja­bat Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI AD (Danseskoad).

Kinerja TNI AD selama masa kepemimpinan Pramo­no Edhie, dinilai Presiden SBY sudah cukup baik. Managemen kepemimpinan ter­kelola efektif sehingga TNI berhasil membangun ke­kuatan. "TNI yang saat ini sudah berada di jalur yang benar. Tapi, TNI yang diha­rapkan rakyat juga TNI yang profesional," kata Presiden SBY.

Presiden SBY menyata­kan TNI perlu mantap dalam mengemban tugas pertahan­an menjaga serta mengawal kedaulatan NKRI. Presiden menyatakan, keberhasilan yang telah dicapai TNI AD harus terus berlanjut, termasuk dalam penyusunan kekuatan dan kemampuan alat utama sistem senjata.

"Kekuatan dan kemam­puan kita harus ditingkat­kan, disempurnakan, baik dalam penyusunan yang di dalamnya ada moderenisasi alutsista yang sedang kita jalankan," kata Presiden SBY.

Pengadaan alutsista dan penggunaan keuangan ha­rus dilakukan transparan. Implementasi dan realisasainya akan terhindar dari penggunaan yang kurang tepat.

Untuk mendukung pengoperasian alutsista, Presiden meminta pimpinan TNI AD intensif me­ningkatkan profesionalitas dan kesejahteraan perso­nilnya. Di sisi lain, pemerin­tah terus berupaya mening­katkan kesejahteraan praju­rit dan keluarganya, yaitu de­ngan gaji yang selalu meng­ikuti perkembangan eko­nomi. "Juga perumahan, pendidikan, dan pembangun­an markas-markas TNI di daerah-daerah," imbuh SBY.

Pemilu 2014
Presiden juga tidak lupa berpesan agar menjaga ke­kompakan internal TNI AD, TNI dengan rakyat dan TNI AL, TNI AU, serta Kepolisian.

Terkait dinamika politik dan demokrasi di Tanah Air, Presiden SBY juga meminta TNI AD netral dan tidak berpolitik praktis.

Pramono Edhie mengata­kan netralitas TNI AD tak perlu diragukan. Netralitas TNI AD telah terbukti pada pelaksanaan pemilu-pemilu sebelumnya maupun dalam pilkada. "Tapi itu memang harus tetap terjaga," tegas Pramono.

Sementara, Moeldoko sendiri berkeyakinan mam­pu membawa TNI AD menja­di matra pertahanan yang kuat, profesional serta me­rakyat.

Aksi - aksi kekerasan dilakukan oknum prajurit TNI AD tetap masuk priori­tas perhatian mantan Wakil Gubernur Lemhanas dan Pangdam Siliwangi ini.

"Segera akan saya lihat kembali apakah ada proses pendidikan yang kurang baik atau kurang benar, ini perlu penelitian. Akan kami evaluasi pembenahan ke de­pan," katanya.

Ia menyatakan TNI AD akan tetap berjalan pada fungsi dan tugas utamanya sebagai matra pertahanan darat yang mengawal NKRI serta menjadi pengayom dan teladan di tengah masyarakat. (Feber S), Sumber Koran: Suara Karya (23 Mei 2013/Kamis, Hal. 04)