KEPALA Staf Angkatan
Darat (KSAD) Letjen Moeldoko akan secepatnya mengevaluasi dan membenahi kurikulum
pendidikan dan budaya yang berkembang di lingkungan prajurit. Penegasan
tersebut disampaikan Moeldoko karena dua masalah itu dianggap sebagai hal
serius dalam upaya meningkatkan profesionalitas TNI-AD.
"Kita harus berani
melihat kembali kalau ada hal-hal yang memang harus diluruskan,'' ujarnya.
Pada Rabu (22/5),
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi melantik Letjen Moeldoko sebagai
KSAD menggantikan dengan hormat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo yang sudah
memasuki masa pensiun, di Istana Negara, Jakarta.
Dia menambahkan soal
pendidikan pembentukan karakter dan pendidikan pengembangan prajurit mungkin
ada sesuatu yang kurang pas. "Ini yang akan saya evaluasi dengan serius.
Saya ingin melakukan sebuah perubahan di bidang kultur prajurit,' ujar KSAD.
Terkait dengan
penuntasan kasus penyerangan LP Cebongan yang melibatkan 12 anggota Komando
Pasukan Khusus (Kopassus). Moeldoko menegaskan TNI-AD akan transparan dalam
proses persidangan dan berjanji tidak akan melakukan intervensi apa pun.
Secara prinsipil siapa
pun tidak bisa memengaruhi pengadilan. Pimpinat TNI-AD juga tidak mau melakukan
intervensi apa pun.
"Nanti kita lihat
bagaimana kita memainkan itu dengan sungguh-sungguh," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden
Yudhoyono memberi pesan kepada KSAD Moeldoko agar membangun prajurit TNI-AD
yang profesional, kapabel, senantiasa mengemban tugas negara, dan dekat dengan
rakyat.
Ada tujuh pesan yang disampaikan
SBY untuk Letjen Moeldoko. mulai dari alutsista hingga netralitas dalam Pemilu
dan Pilpres 2014. Sumber : Media Indonesia
( 24 Mei 2013, hal.5)