Jumat, 31 Mei 2013

Bertindak untuk Bersatu di KLINIK Pancasila


Sebuah pilihan yang sulit ditengah main streem kebendaan, materialism, hedonisme, dan semua kecamuk sarat dengan tujuan bermuatan fisik. Lagu kebangsaan Indonesia raya, bangunlah jiwanya, bangunlah raganya, hilang sunyi senyap, karena pemaksaan kesejahteraan, adalah terpenuhinya segala daya, yang melekat pada sisi kebutuhan lahiriah. Praktis kalimat magis marilah lata berseru Indonesia bersatu turut menyumbangkan, krisis komitmen, karena seolah-olah dengan berseru persatuan terwujud dengan sendirinya. Sehingga menyulitkan bangsa ini menyamakan hati dan persepsi, menangkap kehendak tersembunyi, dari pesan kerohanian, WR Supratman, penggubah lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Sehingga ikhtiar kata sifat menjadi kata kerja adalah bentuk permulaan, untuk menambal angka-angka peradaban yang hilang karena kekeringan jembatan hati di dada, semua anak negeri terhadap cita-cita penyelamatan kelanjutan sumpah tanah air, yang mengikat rasa semua orang di persada nusantara. Begitulah pengantar ular-ular Direktur KLINIK Pancasila Dody Susanto, pemegang 15 rekor MURI tentang Pancasila pada pembukaan sekolah kebangsaan, kepahlawanan, dan ke Pancasilaan, bekerjasama dengan Museum Juang 45. Kekeringan jembatan antara hati ke aktualisasi di dada semua anak negeri terhadap cita-cita penyelamatan dan kelanjutan sumpah bertanah air yang mengikat rasa semua orang di Persada Nusantara.

Penuntasan dari tujuan KLINIK Pancasila adalah memberikan pembekalan dan pencerahan tentang ketepatan dan kebenaran Pancasila sebagai perwujudan penghormatan, atas cita-cita mulia para pendiri bangsa. Dalam rangka mempertingati lahirnya Pancasila 1 Juni KLINIK Pancasila mencanangkan kampanye ATAP LANGIT (Ayo Teman Amalkan Pancasila Sampai Kelangit) menuju Indonesia BAHAGIA: Beriman dan taat beragama, Amalkan pengetahuan untuk kesejahteraan, Harmoni, keselarasan hak asasi manusia dan kewajiban asasi manusia, Aktif mendorong perdamaian dunia dan tata hubungan internasional yang setara, Gotong royong untuk membangun ketahanan dan kemajuan bangsa, Indonesiaku, kujaga dan kubela dengan pancasila NKRI, bhinneka tunggal ika, dan UUD 45. Adil makmur, selamat sentausa dalam lindungan karunia Tuhan Yang Maha Esa, menuju Indonesia Bahagia untuk semua. (nel), Sumber Koran: Indo Pos (31 Mei 2013/Jumat, Hal. 03)