Sebuah pilihan yang sulit ditengah main
streem kebendaan, materialism,
hedonisme, dan semua kecamuk sarat dengan tujuan bermuatan fisik. Lagu
kebangsaan Indonesia raya, bangunlah jiwanya, bangunlah raganya, hilang
sunyi senyap, karena pemaksaan
kesejahteraan, adalah terpenuhinya segala daya, yang melekat pada sisi
kebutuhan lahiriah. Praktis kalimat magis marilah lata berseru Indonesia
bersatu turut menyumbangkan, krisis komitmen, karena seolah-olah dengan berseru
persatuan terwujud dengan sendirinya. Sehingga menyulitkan bangsa ini
menyamakan hati dan persepsi, menangkap kehendak tersembunyi, dari pesan
kerohanian, WR Supratman, penggubah lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Sehingga ikhtiar kata sifat menjadi kata kerja
adalah bentuk permulaan, untuk menambal angka-angka peradaban yang hilang
karena kekeringan jembatan hati di dada, semua anak negeri terhadap cita-cita
penyelamatan kelanjutan sumpah tanah air, yang mengikat rasa semua orang di
persada nusantara. Begitulah pengantar ular-ular Direktur KLINIK Pancasila Dody
Susanto, pemegang 15 rekor MURI tentang Pancasila pada pembukaan sekolah
kebangsaan, kepahlawanan, dan ke Pancasilaan, bekerjasama dengan Museum Juang
45. Kekeringan jembatan antara hati ke aktualisasi di dada semua anak negeri terhadap
cita-cita penyelamatan dan kelanjutan sumpah bertanah air yang mengikat rasa
semua orang di Persada Nusantara.
Penuntasan dari tujuan KLINIK Pancasila adalah memberikan pembekalan
dan pencerahan tentang ketepatan dan kebenaran Pancasila sebagai perwujudan
penghormatan, atas cita-cita mulia para pendiri bangsa. Dalam rangka
mempertingati lahirnya Pancasila 1 Juni KLINIK Pancasila mencanangkan kampanye
ATAP LANGIT (Ayo Teman Amalkan Pancasila Sampai Kelangit) menuju Indonesia
BAHAGIA: Beriman dan taat beragama, Amalkan pengetahuan untuk kesejahteraan,
Harmoni, keselarasan
hak asasi manusia dan kewajiban
asasi manusia, Aktif mendorong perdamaian dunia dan tata hubungan internasional
yang setara, Gotong royong untuk membangun ketahanan dan kemajuan
bangsa, Indonesiaku, kujaga dan kubela dengan pancasila NKRI, bhinneka tunggal
ika, dan UUD 45. Adil makmur, selamat sentausa dalam lindungan karunia Tuhan
Yang Maha Esa, menuju Indonesia Bahagia untuk semua. (nel), Sumber Koran: Indo Pos (31 Mei 2013/Jumat, Hal. 03)