Kamis, 30/05/2013 04:31 WIB
Jakarta - Sosok Ketua Umum Dewan
Pimpinan Pusat Partai Golkar, Aburizal Bakrie sebagai calon presiden, dinilai
memiliki kepantasan untuk dipasangkan dengan elemen muda atau figur berlatar
belakang militer menuju Pilpres 2014. Dua komponen itu dapat memenuhi harapan
terhadap penataan regenerasi kepemimpinan nasional di samping untuk penyerasian
sipil-militer.
Demikian dikemukakan Wakil Sekjen
DPP Partai Golkar Bidang Hukum dan HAM, Ricky Rachmadi dalam rilis yang
diterima detikcom, Rabu (29/5/2013).
Menurutnya, ARB --sebutan bagi
Aburizal Bakrie--, merupakan kandidat calon presiden dengan kelayakan besar
mengingat jaringan partai yang dipimpinnya tergolong kuat dan mengakar. ARB
dipandang pula sosok tepat untuk mengedepankan mandat kepemimpinan bangsa dari
kalangan sipil. “Jadi, pilihan strategis untuk menempatkan pendamping ARB pada
Pilpres 2014 nanti adalah orang muda atau militer,” jelas Ricky.
Ia mengaku, saat ini mulai
berkembang wacana nama-nama yang berasal unsur muda untuk menjadi bagian agenda
kepemimpinan nasional, baik kader parpol atau di luar parpol di antaranya Puan
Maharani, Gita Wirjawan, Moh Jumhur Hidayat, Anies Baswedan, serta Yeni Wahid.
Sementara dari lingkungan militer
sudah diperbincangkan antara lain mantan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI
(Purn) Pramono Edhie Wibowo. “Tentu saja, nama-nama itu terbilang layak di
tingkat nasional, dan sejauh dapat memenuhi kriteria saya kira akan sangat
pantas dipertimbangkan sebagai cawapresnya ARB,” ujarnya.
Ricky mengatakan, pewacanaan
utamanya untuk membangun momentum orang muda dalam turut memimpin bangsa pada
2014 tidak boleh berhenti. Sedangkan terkait konteks figur militer, ia tidak
begitu menguatirkan karena keniscayaannya yang sulit dibantah. Termasuk,
penerimaan pada sosok militer memang bersifat signifikan secara politik, akibat
keperluan keseimbangan sipil-militer dalam kepemimpinan nasional.
Ia mengharapkan, kekuatan muda
yang hendak ditampilkan perlu menggalang poros elit dengan pimpinan parpol. Di
luar itu, akar dukungan masyarakat luas tak boleh disederhanakan guna
meningkatkan posisi tawar atas kelayakannya.
“Semangat regenerasi kepemimpinan
bangsa terhadap kaum muda jelas akan didasarkan melalui aspek pengakuan publik,
juga adanya popularitas, kapabilitas, integritas, pengalaman berikut kiprah
yang memadai, dan sebagainya,” tambah Ricky. Sumber : www.detik.com