Tuesday, 21 May
2013, 13:55 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Djoko Santoso, panglima TNI 2007-2010, menyatakan siap maju ke
pencalonan untuk jabatan Presiden RI lewat Pilpres 2014.
"Insyallah,"
demikian pernyataan sangat singkat dilontarkan Jenderal TNI (Purn) H. Djoko
Santoso menjawab pertanyaan wartawan sekitar apakah ia siap maju sebagai
Capres dalam
Pilpres 2014, usai acara Deklarasi Lembaga Indonesia ASA (Adil, Sejahtera,
Aman) di Balai Kartini, Jakarta, Senin (20/5) malam.
Dalam acara meriah
dihadiri sedikitnya 1.000 orang itu tampak Ketua Dewan Pertimbangan Partai
Golkar Akbar Tanjung, mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli, mantan Mensos
Bachtiar Chamsyah, mantan Pemimpin Umum LKBN ANTARA dan Dirut RRI Parni Hadi
dan mantan Wagub DKI Brigjen TNI (Purn) Priyanto.
Djoko Santoso duduk
dalam Lembaga Indonesia ASA sebagai Ketua Dewan Pembina, dengan wakilnya Mayjen
TNI (Purn) Kurdi Mustofa dan tokoh media Usyamah Hisyam sebagai Direktur
Eksekutif.
Kedua tokoh
terakhir ini merupakan motor di balik Lembaga ASA, dibantu sejumlah figur lain
yang mewakili berbagai sektor kehidupan masyarakat dari ekonomi, politik sampai
sosial-budaya.
Mengawali acara,
Djoko Santoso menyatakan deklarasi ini bertepatan dengan Hari Kebangkitan
Nasional ke-105, Senin (20/5/2013). Tanggal 20 Mei 1908 hari bersejarah bagi
bangsa Indonesia, yakni dimulainya tekad Kebangkitan Nasional ditandai dengan
berdirinya perkumpulan Budi Oetomo dipimpin Dr Wahidin Sudirohusodo.
"ASA dalam
terminologi bahasa adalah sebuah harapan. Kita memang membutuhkan suatu harapan
menuju Indonesia yang adil, sejahtera dan aman," kata Djoko Santoso dalam
pernyataannya tentang ormas yang sudah memiliki perwakilan di berbagai kota di
Indonesia ini.
Sejak Sumpah Pemuda
pada 20 Mei 1908, situasi yang dihadapi bangsa masih banyak yang belum menggembirakan.
Padahal, Indonesia pernah mengalami masa kejayaan pada abad 14 di masa Kerajaan
Majapahit dan abad ke-7 pada masa Kerajaan Sriwijaya. Demikian juga dengan
reformasi yang sudah berjalan 15 tahun sejak tahun 1998.
"Kita harus
akui secara jujur, tanpa mengurangi rasa hormat dan berterimakasih kepada
pemimpin bangsa yang memimpin selama ini, dan para mahasiswa yang mencetuskan
dan menggelorakan reformasi, reformasi belum berhasil sepenuhnya seperti yang
kita harapkan," kata Djoko.
Karena itulah,
didirikan Lembaga ASA sebagai gerakan pengusung kembali penegakkan kedaulatan,
keadilan, kesejahteraan dan keamanan. "Konstitusi sudah jelas, tinggal
kita melaksanakan saja secara tegas," katanya.
Indonesia mesti
berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi dan berkepribadian di
bidang kebudayaan, demikian Djoko mengutip politik Trikari Bung Karno.