Selasa, 28 Mei 2013 21:05 WIB |
Insetyonoto/JIBI/SOLOPOS | Dilihat: 223 Kali
SEMARANG – Sebanyak 650 prajurit
Yonif 403/Wirasada Pratista (WP) Jogja diberangkatkan ke perbatasan Kalimantan
Barat (Indonesia) dengan Malaysia. Pemberangkatan dilakukan Pangdam
IV/Diponegoro, Meyjen TNI Sunindyo di Pelabuhan Tanjung Mas, Kota Semarang,
Selasa (28/5/2013).
Dari 650 prajurit Yonif 403/WP
itu terdapat empat personel korp wanita angkatan darat (Kowad), masing-masing
Sersan Dua (Serda) TNI Lisya Kumalasari, Serda Rani, Serda Indah, dan Letnan
Dua (CKM) (K) Dita Yulia Bintari seorang dokter.
Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI
Sunindyo, mengatakan keterlibatan prajurit Kowad dalam penugasan di perbatasn
merupakan kali pertama. “Kowad sekarang sudah sejajar dengan tentara lainnya,
telah mengikuti pelatihan kombatan,” katanya.
Meski sudah Kombatan, prajurit
Kowad tetap harus mendapatkan perlindungan dari prajurit pria saat bertugas di
daerah konflik di perbatasan. “Mereka [prajurit Kowad] agar benar-benar dijaga
selama menjalankan tugas diperbatasan,” pesan Pangdam.
Pasukan Yonif 403/WP Jogja, kata
Pangdam, akan menjalankan tugas selama enam bulan ke depan dengan melakukan
pengamanan di perbatasan darat antara Indonesaia dengan Malaysia.
Selama bertugas prajurit Kodam
IV/Diponegoro ini juga akan menangani sejumlah praktek ilegal, seperti
penyelundupan bahan pokok, senjata api dan lainnya yang kerap terjadi di
perbatasan. ”Saya meminta semua prajurit TNI dalam menjalankan tugas secara
profesional karena bertugas berdampingan dengan Malaysia,” harap Pangdam.
Untuk itu, Sundindyo, berpesan
kepada prajurit Kodm IV/Diponegoro
supaya melakukan pendekatan dengan masyarakat yang tinggal perbatasan dengan
baik, serta tidak arogan. ”Ingat tugas TNI adalah menjaga kedulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia [NKRI] dengan baik,” tandasnya.
Sementara, Letnan Dua (CKM) (K)
Dita Yulia Bintari, mengungkapkan penugasan ke perbatasan merupakan tugas
pertama. ”Saya sangat bangga diberi kepercayaan negara mengemban tugas di
perbatasan sebagai tim teritorial kesehatan pasukan,” ujar dia.
Selama bertugas dia, menambahkan
dilengkapi dengan senjata lengkap untuk mengantisipasi segala situasi di daerah perbatasan. ”Kami
sebagai kombatan juga dibekali senjata api, untuk pertempuran,” imbuh dia. Sumber : www.solopos.com