Jakarta, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letnan Jenderal
(Letjen)TNI Moeldoko akan
memprioritaskan netralitas dan meningkatkan profesionalitas prajurit TNI AD.
Hal
tersebut diungkapkan Moeldoko setelah dilantik sebagai KSAD oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara Jakarta kemarin.
"Dibidang politik yaitu (TNI AD)
menjaga netralitas (menghadapi pemilu 2014)," ujar Moeldoko di Jakarta,
kemarin.
Moeldoko dilantik berdasarkan
surat Keputusan Presiden No 24/TNI /2013 untuk menggantikan Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo.
Keputusan
tersebut selain bersisi tentang pengangkatan Moeldoko sebagai KSAD, sekaligus
menjadi keppres pemberhentian Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo yang telah memasuki
masa pensiun.
Selain
menjaga netralitas TNI, fokus lain yang akan dilakukan Moeldoko adalah meningkatkan
keahlian prajurit sesuai dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki.
Peningkatan pengadaan alutsista tersebut menurutnya juga akan disesuaikan dengan
kekuatan negara untuk membiayainya.
Dalam
pelantikan tersebut, Moeldoko dia juga mengatakan akan meningkatkan kualitas
pendidikan dalam menanamkan jiwa korsa prajurit. Hal itu akan diselaraskan
dengan reformasi internalTNI.
"Untuk itu pertama kali yang akan kita
lihat dari sisi pendidikan, mungkin 'software-nya'
perlu dibenahi. Pembinaan di dalam pendidikan mungkin juga ada yang harus
diluruskan," katanya.
Dalam
reformasi bidang pendidikan itu, Moeldoko berjanji akan melakukan evaluasi
internal terkait dengan budaya yang berkembang di TNI AD. "Budaya yang
berkembang di lingkungan prajurit harus kita lihat kembali. Kita harus berani
melihat kalau ada yang memang harus
diluruskan ya kita akan luruskan," ujar Moeldoko.
Terkait
tentang kasus Cebongan yang saat ini sudah memasuki masa persidangan, Moeldoko
mengatakan TNI AD tidak bisa mempengaruhi pengadilan. Pihaknya, ujar Moeldoko,
menginginkan kasus penyerangan LP Cebongan oleh sejumlah oknum anggota TNI AD
tersebut dapat diselesaikan dengan transparan.
Sementara
itu, kalangan Komisi I DPR selaku mitra kerja TNI menyambut positif penunjukan
Moeldoko sebagai KSAD menggantikan Pramono Edhie Wibowo.
"Dari
berbagai sisi pengalaman dan penugasan, posisi tersebut tepat diberikan kepada
Letjen Moeldoko," ujar anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (FPDIP) Tjahjo Kumolo di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Menurut
Tjahjo, pengalaman operasi Moeldoko di berbagai daerah dan teritorialnya cukup
berjenjang merupakan modal besar dalam mengemban jabatan baru tersebut. Terlebih, kata dia,
Moeldoko juga punya pengalaman sebagai wakil gubernur Lemhanas. "Letjen
Moeldoko juga orang yang bisa diajak bicara, berdiskusi dengan siapa pun."
Berbekal
kelebihannya itu, Tjahjo optimistis Moeldoko mampu mengemban amanat ini.
"TNI AD dari rakyat untuk rakyat Indonesia harus terus diimplementasikan,
membela kepentingan bangsa dan negara," imbuh Tjahjo.
Anggota
Komisi I DPR dari Fraksi Partai Hanura Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati
mengenal Moeldoko sebagai seorang tentara intelektual. Susaningtyas berharap
Moeldoko mampu memajukan TNI AD sehingga terlatih dan profesional. "Karena
sekarang bukan zamannya perang otot tetapi lebih ke perang urat syaraf yang
menuntut seseorang memiliki kemampuan pikir tajam ."ungkapnya. (rarasati syarief & rahmat sahid), Sumber Koran: Seputar Indonesia (23 Mei 2013/Kamis, Hal. 16)