Apakah Jenderal Moeldoko akan menjadi Panglima
TNI?" Tanya wartawan kepada Jenderal Pramono Edhie Wibowo seusai bertemu
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (20/5) lalu. Mantan Kepala Staf
Angkatan Darat (KSAD) itu menjawab singkat. "Bisa ya, bisa tidak."
Jawaban itu memang logis sebab hal itu merupakan
hak prerogatif Presiden selaku 'Panglima Tertinggi' TNI. Dan sejak era
reformasi, peluang tersebut hanya ada pada perwira tinggi bintang empat yang
menduduki jabatan tiga kepala staf angkatan, baik darat, laut, maupun udara.
Kini, KSAD dijabat Jenderal Moeldoko yang baru
dilantik, Rabu (22/5) lalu. Sementara, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL)
dijabat Laksamana Marsetio. Sedangkan, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU)
dipercayakan kepada Marsekal Ida Bagus Putu Dunia. Marsetio dan Putu Dunia
telah dilantik pada Desember 2012.
Dalam sejarah TNI, inilah kali pertama ketiga
kepala staf angkatan berasal dari lulusan akademi tahun yang sama. Sejarah pun
mencatat, ketiganya merupakan lulusan terbaik 1981 alias penerima Bintang Adhi
Makayasa. Jadi, ketiganya memang layak untuk menjadi Panglima TNI. Panglima TNI
saat ini, Laksamana Agus Suhartono, akan pensiun pada Agustus 2013 ini. Sesuai
undang-undang ketentaraan, usia pensiun perwira 58 tahun dan akan tetap sebagai
tentara sampai pada hari terakhir bulan mereka dilahirkan.
Atau bisa juga diperpanjang usia pensiunnya hingga
60 tahun. Agus, kelahiran Blitar, 25 Agustus 1955.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah
mengemukakan akan mengganti sekaligus Panglima TNI dan Kepala Polri pada
Agustus tahun ini. Itu artinya, Agus tidak akan diperpanjang dan harus ada penggantinya
dari tiga kepala staf angkatan.
Memang tidak ada keharusan dan matra yang mana
walau idealnya harus bergantian dari satu matra ke matra yang lain. Jika
menilik dari pergantian Panglima TNI sejak era reformasi, format yang digunakan
AD-AL-AD-AU-AD dan seterusnya. Ini karena jumlah personel Angkatan Darat (AD)
jauh lebih banyak daripada AL dan AU.
Contoh ini terjadi dari Panglima TNI Jenderal
Wiranto (Februari 1998-Oktober 1999) kepada Laksamana Widodo AS (Oktober
1999-Juni 2002). Lalu, Widodo digantikan KSAD Jenderal Endriartono Sutarto
(Juni 2002-Februari 2006). Kemudian, Endriartono digantikan KSAU Marsekal
Djoko Suyanto (Februari 2006-Desember 2007).
Berikutnya, Djoko Suyanto digantikan KSAD Jenderal
Djoko Santoso (Desember 2007-September 2010). Setelah itu, Djoko Santoso digantikan
KSAL Laksamana Agus Suhartono (September 2010-September 2013). Jika pola
AD-AL-AD-AU-AD tetap digunakan, peluang paling besar ada pada KSAD Jenderal
Moeldoko untuk menjadi Panglima TNI pada September 2013 mendatang. Namun,
terbuka juga peluang bagi KSAU Marsekal IB Putu Dunia.
Seperti dikemukakan Presiden Yudhoyono, pergantian
secara bersamaan Panglima TNI dan Kepala Polri untuk menghadapi persiapan
masalah stabilitas keamanaan pemilu 2014.
Jika konteksnya itu, lagi-lagi Presiden Yudhoyono
akan lebih memercayakan masalah itu dipegang Panglima TNI yang berasal dari AD.
Lihatlah pada Pemilu 1999, 2004, dan 2009. Saat itu, yang menjadi Panglima TNI
berasal dari matra darat, yakni Wiranto, Endriartono, dan Djoko Santoso. Jadi,
lagi-lagi peluang Moeldoko lebih besar daripada Putu Dunia maupun Marsetio.
Dari segi usia pun Moeldoko lebih muda daripada rekannya itu. Moeldoko
kelahiran 6 Juli 1957. Putu Dunia kelahiran 20 Februari 1957. Marsetio
kelahiran 3 Desember 1956.
Munir dan
Gatot
Jika Moeldoko menjadi Panglima TNI, pertanyaan
berikutnya adalah siapa yang akan menjadi KSAD pada Agustus atau September 2013
mendatang? Peluang itu kembali diperebutkan oleh jenderal bintang tiga yang
menduduki jabatan pada instansi Angkatan Darat. Peluang paling besar adalah
Wakil KSAD, Pangkostrad, Dankodiklatad. Namun, bukan berarti letjen yang
menduduki jabatan di luar struktur TNI-AD tak punya peluang.
Bersamaan dengan bergesernya lokomotif pimpinan
TNI-AD, berikut hasil mutasi tersebut. Wakil KSAD Letjen Muhamad Munir (Akmil
1983), Panglima Kostrad Letjen Gatot Nurmantyo (Akmil 1982), serta Komandan
Kodiklatad Mayjen Lodewijk F Paulus (Akmil 1981). Lodewijk akan menjadi letjen.
Metihat formasi seperti itu, peluang Munir dan
Gatot untuk menjadi KSAD menggantikan Moeldoko terbuka lebar. Jika Siliwangi
kembali menjadi satria piningit, peluang itu ada pada Munir. la menjadi
Panglima Kodam Siliwangi menggantikan Moeldoko pada Agustus 2011.
Munir, kelahiran 28 Oktober 1958, menjadi ajudan
Presiden Yudhoyono pada 2004 sampai 2010. Sama seperti Moeldoko, Munir pun termasuk
perwira tinggi yang memperoleh percepatan jabatan dap kepangkatan. Pada 2010,
ia memperoleh tiga jabatan dalam waktu satu tahun, yakni Kasdivif 1 Kostrad,
Kasdam Jaya, dan Pangdivif 2 Kostrad. Praktis hanya sekitar satu tahun ia
menjadi brigjen, kemudian naik pangkat menjadi mayjen.
la menjadi Pangdam Siliwangi pada 2011, Pangkostrad
pada 2012, serta Wakil KSAD pada 2013. Munir tampaknya adalah satria piningit
kedua dari Siliwangi setelah Moeldoko.
Sementara Gatot, usia pensiunnya lebih panjang.
Gatot merupakan perwira tinggi bintang tiga yang paling muda di TNI. la baru
berusia 53 tahun. Artinya, karier militer Gatot masih lima tahun lagi. Peluang
dia menjadi KSAD masih terbuka lebar. Gatot pernah menjadi Kasdivif 2 Kostrad,
Gubernur Akmil. Pangdam Brawijaya. Komandan Kodiklatad, dan kini Pangkostrad. (selamat ginting), Sumber Koran: Republika
(28 Mei 2013/Selasa, Hal. 23)