Selasa, 28 Mei 2013

Kembali ke Darat

Apakah Jenderal Moeldoko akan menjadi Panglima TNI?" Tanya wartawan kepada Jenderal Pramono Edhie Wibowo seusai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (20/5) lalu. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu menjawab singkat. "Bisa ya, bisa tidak."

Jawaban itu memang logis sebab hal itu me­rupakan hak prerogatif Presiden selaku 'Pang­lima Tertinggi' TNI. Dan sejak era reformasi, peluang tersebut hanya ada pada perwira tinggi bintang empat yang menduduki jabatan tiga ke­pala staf angkatan, baik darat, laut, maupun udara.

Kini, KSAD dijabat Jenderal Moeldoko yang baru dilantik, Rabu (22/5) lalu. Sementara, Ke­pala Staf Angkatan Laut (KSAL) dijabat Laksa­mana Marsetio. Sedangkan, Kepala Staf Ang­katan Udara (KSAU) dipercayakan kepada Mar­sekal Ida Bagus Putu Dunia. Marsetio dan Putu Dunia telah dilantik pada Desember 2012.

Dalam sejarah TNI, inilah kali pertama keti­ga kepala staf angkatan berasal dari lulusan aka­demi tahun yang sama. Sejarah pun mencatat, ketiganya merupakan lulusan terbaik 1981 alias penerima Bintang Adhi Makayasa. Jadi, ketiganya memang layak untuk menjadi Panglima TNI. Panglima TNI saat ini, Laksamana Agus Suhartono, akan pensiun pada Agustus 2013 ini. Sesuai undang-undang ketentaraan, usia pensiun perwira 58 tahun dan akan tetap sebagai tentara sampai pada hari terakhir bulan mereka dilahirkan.

Atau bisa juga diperpanjang usia pensiunnya hingga 60 tahun. Agus, kelahiran Blitar, 25 Agustus 1955.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengemukakan akan mengganti sekaligus Panglima TNI dan Kepala Polri pada Agustus ta­hun ini. Itu artinya, Agus tidak akan diperpanjang dan harus ada penggantinya dari tiga kepala staf angkatan.

Memang tidak ada keharusan dan matra yang mana walau idealnya harus bergantian dari sa­tu matra ke matra yang lain. Jika menilik dari pergantian Panglima TNI sejak era reformasi, format yang digunakan AD-AL-AD-AU-AD dan seterusnya. Ini karena jumlah personel Angkatan Darat (AD) jauh lebih banyak daripada AL dan AU.

Contoh ini terjadi dari Panglima TNI Jenderal Wiranto (Februari 1998-Oktober 1999) kepada Laksamana Widodo AS (Oktober 1999-Juni 2002). Lalu, Widodo digantikan KSAD Jenderal Endriartono Sutarto (Juni 2002-Februari 2006). Ke­mudian, Endriartono digantikan KSAU Marsekal Djoko Suyanto (Februari 2006-Desember 2007).

Berikutnya, Djoko Suyanto digantikan KSAD Jenderal Djoko Santoso (Desember 2007-Sep­tember 2010). Setelah itu, Djoko Santoso digan­tikan KSAL Laksamana Agus Suhartono (Sep­tember 2010-September 2013). Jika pola AD-AL-AD-AU-AD tetap digunakan, peluang paling besar ada pada KSAD Jenderal Moeldoko untuk menjadi Panglima TNI pada September 2013 mendatang. Namun, terbuka juga peluang bagi KSAU Marsekal IB Putu Dunia.

Seperti dikemukakan Presiden Yudhoyono, pergantian secara bersamaan Panglima TNI dan Kepala Polri untuk menghadapi persiapan masalah stabilitas keamanaan pemilu 2014.

Jika konteksnya itu, lagi-lagi Presiden Yud­hoyono akan lebih memercayakan masalah itu dipegang Panglima TNI yang berasal dari AD. Lihatlah pada Pemilu 1999, 2004, dan 2009. Saat itu, yang menjadi Panglima TNI berasal dari mat­ra darat, yakni Wiranto, Endriartono, dan Djoko Santoso. Jadi, lagi-lagi peluang Moeldoko lebih besar daripada Putu Dunia maupun Marsetio. Dari segi usia pun Moeldoko lebih muda daripada rekannya itu. Moeldoko kelahiran 6 Juli 1957. Putu Dunia kelahiran 20 Februari 1957. Marsetio kelahiran 3 Desember 1956.

Munir dan Gatot
Jika Moeldoko menjadi Panglima TNI, per­tanyaan berikutnya adalah siapa yang akan menjadi KSAD pada Agustus atau September 2013 mendatang? Peluang itu kembali dipere­butkan oleh jenderal bintang tiga yang mendudu­ki jabatan pada instansi Angkatan Darat. Peluang paling besar adalah Wakil KSAD, Pangkostrad, Dankodiklatad. Namun, bukan berarti letjen yang menduduki jabatan di luar struktur TNI-AD tak punya peluang.

Bersamaan dengan bergesernya lokomotif pimpinan TNI-AD, berikut hasil mutasi tersebut. Wakil KSAD Letjen Muhamad Munir (Akmil 1983), Panglima Kostrad Letjen Gatot Nurmantyo (Akmil 1982), serta Komandan Kodiklatad Mayjen Lodewijk F Paulus (Akmil 1981). Lodewijk akan menjadi letjen.

Metihat formasi seperti itu, peluang Munir dan Gatot untuk menjadi KSAD menggantikan Moeldoko terbuka lebar. Jika Siliwangi kembali menjadi satria piningit, peluang itu ada pada Munir. la menjadi Panglima Kodam Siliwangi menggantikan Moeldoko pada Agustus 2011.

Munir, kelahiran 28 Oktober 1958, menjadi ajudan Presiden Yudhoyono pada 2004 sampai 2010. Sama seperti Moeldoko, Munir pun ter­masuk perwira tinggi yang memperoleh per­cepatan jabatan dap kepangkatan. Pada 2010, ia memperoleh tiga jabatan dalam waktu satu tahun, yakni Kasdivif 1 Kostrad, Kasdam Jaya, dan Pangdivif 2 Kostrad. Praktis hanya sekitar satu tahun ia menjadi brigjen, kemudian naik pangkat menjadi mayjen.

la menjadi Pangdam Siliwangi pada 2011, Pangkostrad pada 2012, serta Wakil KSAD pada 2013. Munir tampaknya adalah satria piningit kedua dari Siliwangi setelah Moeldoko.


Sementara Gatot, usia pensiunnya lebih panjang. Gatot merupakan perwira tinggi bintang tiga yang paling muda di TNI. la baru berusia 53 tahun. Artinya, karier militer Gatot masih lima tahun lagi. Peluang dia menjadi KSAD masih terbuka lebar. Gatot pernah menjadi Kasdivif 2 Kostrad, Gubernur Akmil. Pangdam Brawijaya. Komandan Kodiklatad, dan kini Pangkostrad. (selamat ginting), Sumber Koran: Republika (28 Mei 2013/Selasa, Hal. 23)